Ayah Pelaku Desak Polisi Ungkap Aktor Intelektual Perusakan Atribut Demokrat

Ayah Pelaku Desak Polisi Ungkap Aktor Intelektual Perusakan Atribut Demokrat

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pihak kepolisian diharapkan mengungkap aktor intelektual aksi perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru. Pasalnya, pelaku yang telah diamankan saat ini, diduga hanya orang suruhan yang diiming-imingi uang.

Harapan itu disampaikan Hermanto. Dia adalah ayah dari tersangka HS (22). Menurut Hermanto, anaknya tidak tahu apa-apa dan hanya ikut teman-temannya saja.

"Siapa yang menyuruh belum tahu. Dia (HS,red) belum mau mengaku. Mungkin takut diancam," ujar Hermanto saat ditemui di Mapolda Riau, Senin (17/12).


Hermanto yang mengaku berdomisili di Jalan Duyung itu, mengatakan jika anaknya melakukan aksi tidak terpuji tersebut bersama temannya yang bernama Andika. Saat hendak diamankan, anaknya berusaha kabur dan terjatuh dari boncengan sepeda motor.

"Anak saya dibonceng temannya bernama Andika. Sebelum melakukan pengrusakan itu mereka itu berkumpul di Jalan Duyung. Kata anak saya, mereka itu berjumlah 35 orang," terang Hermanto.

Ditegaskan Hermanto, sang buah hati tidak tergabung dalam organisasi partai politik. Kesehariannya, HS berjualan rempah-rempah di Pasar Cik Puan Pekanbaru. "Tidak ada ikut berpolitik. Mungkin dia tidak tahu cuman diajak teman dan dikasih uang," sebutnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Hermanto mengatakan jika dirinya mengetahui keterlibatan anaknya dalam pengrusakan atribut PD setelah melihat video yang beredar di media sosial Facebook, Minggu (16/12) sore kemarin. Dimana sehari sebelumnya, HS tidak terlihat berada di rumah.

"Awal mula tahu (HS) ditahan, saya bangun tidur subuh. Saya lihat dagangannya masih di (sepeda) motor. Setelah saya pulang jam 4 sore, saya jumpa di Facebook anak saya dipukuli, ketangkap basah. Dia ngaku bersama tiga orang, Fajar, Budi dan Andika. Yang menyuruh saya tidak tahu. Biar saja pihak kepolisian menyelidikinya," terang Hermanto.

Terakhir, Hermanto berharap pihak kepolisian mengusut orang yang menyuruh anaknya itu. "Saya minta diusut yang menyuruh anak saya. Anak saya hanya diajak dan diiming-imingi," tegasnya berharap.

Sebelumnya, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengatakan, motif HS melakukan pengrusakan atribut Partai Demokrat dikarenakan dijanjikan uang Rp150 ribu oleh seseorang.

"Polisi tidak bekerja dari pesanan, suruhan (pihak tertentu). Kita berdasarkan kenyataan di lapangan. Bekerja berdasarkan penyelidikan," kata Widodo.

"Motif pelaku, ya karena dijanjikan dibayar Rp150 ribu. Itu saja, tidak ada motif yang lain," sambungnya.

Siapa yang diduga menyuruh HS itu, hingga kini masih menjadi misteri. Kapolda mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Ya ada seseorang (yang menyuruh HS). Itu yang masih dalam rangka penyelidikan. Jadi dijanjikan, 'kamu melakukan ini, saya bayar Rp150 ribu'. Tetapi uangnya belum diterima. Tidak ada motif lain, hanya sekedar motif seperti itu aja," tegas Kapolda.

Saat dimintai penegasannya terkait pihak yang menyuruh HS melakukan aksi tidak terpuji itu, Kapolda kembali tidak menjawabnya. Menurutnya, itu telah masuk ke ranah penyelidikan.

"Itu sudah masuk ke ranah penyelidikan. Biarkan dari kami bekerja. Tidak perlu kami sampaikan di sini. Biarkan penyidik kami melakukan pekerjaan itu," kilahnya.

Namun ditegaskan Kapolda, polisi bekerja bekerja berdasarkan laporan yang diterima. "Selama di laporan itu didasarkan pada fakta yang ada, memiliki kekuatan hukum, kita layani. Tetapi kalau 'katanya-katanya', no. Selesai," pungkas Kapolda.

Reporter: Dodi Ferdian