Di Depan Tetua Adat Melayu, Jokowi Cerita Mengatasi Asap dan Mengambil Alih Blok Rokan

Di Depan Tetua Adat Melayu, Jokowi Cerita Mengatasi Asap dan Mengambil Alih Blok Rokan

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa kebijakan yang dia terapkan untuk Provinsi Riau. Di antaraya menanggulangi kabut asap dan mengambil alih Blok Rokan dari tangan asing.

Hal itu dia sampaikan usai menjalani prosesi penabalan gelar adat Melayu Riau 'Datuk Seri Setia Amanah Negara' di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu (15/12/2018). Usai menerima gelar, Jokowi menyinggung soal keberhasilan penanggulangan kabut asap oleh pemerintah di Riau yang sebelumnya disampaikan oleh Ketua Umum Harian Majelis LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar.

"Masalah asap ini sudah kurang lebih 17 tahun sulit kita selesaikan. Karena memang masalah di dalamnya sangat kompleks, bermacam kepentingan ada di situ. Tetapi berkat kerja sama masyarakat, lembaga adat, LSM," katanya.


Penabalan gelar adat itu juga dihadiri oleh para tetua adat Melayu Riau, kepala daerah kabupaten/kota Riau dan masyarakat umum. 

Dia 'membocorkan' strategi dalam menanggulangi masalah asap. Dia memanggil Panglima TNI dan Kapolri dan mengajak berjanji untuk persoalan tersebut.

"Saya sudah janjian dengan Panglima TNI, Kapolri, Pangdam, Kapolda, Danrem, Kapolres, dan Dandim. Janjiannya sebenarnya singkat, kalau masih ada asap di Riau, yang saya ganti, yang saya copot, jelas siapa. Ini artinya, kata Jokowi, jika ada api atau asap di suatu wilayah, misalnya di kabupaten maka Dandimnya yang bertanggung jawab. Kalau tidak bisa menyelesaikan ya itu yang diganti. Karena harus bisa menggerakkan masyarakat, lembaga-lembaga, dan komponen-komponen yang ada di bawah," katanya.

Menurut Jokowi, hasil kerja penanggulangan asap terlihat. Meski sebelumnya dia mengaku sempat malu karena disinggung oleh negara tetangga terkait persoalan asap itu.

"Terus terang saya sampaikan saya malu. Di dalam KTT ASEAN ini disinggung dua kali. Kita sebagai bangsa besar malu. Singapura menyampaikan, Malaysia menyampaikan. Kalau kita tidak bisa menyelesaikan malu sebagai bangsa besar," katanya.

Tak hanya soal asap, Jokowi juga cerita soal kembalinya Blok Rokan dikelola oleh negeri sendiri, yakni oleh PT Pertamina. 

"Saya juga tidak tahu kalau di Riau ini ada Blok Rokan, saya terus terang. Tapi saat saya ke Riau, saya senangnya masuk ke desa, ke kampung, kemudian dengar kanan-kiri. Ada yang menyampaikan ke saya satu, dua, tiga, empat termasuk dari Lembaga Adat Melayu Riau. Menyampaikan bahwa Blok Rokan ini, Pak Presiden, sebaiknya dipegang sendiri oleh kita. Alhamdulillah telah dimenangkan oleh Pertamina dan 100 persen insya Allah akan dikelola oleh Pertamina," katanya.

Dia juga meminta kepada Pertamina agar pengelolannya juga melibatkan daerah dengan porsi yang besar. "Kalau daerah mampu megang lebih besar kenapa tidak? Kalau daerah siap memiliki yang lebih besar kenapa tidak? Tetapi skema dan mekanismenya nanti akan segera kita atur untuk ini," katanya.

Tak hanya Blok Rokan, Jokowi juga mengatakan di bawah kepemimpinannya pemerintah berhasil mengambil alih Blok Mahakam dan menguasai mayoritas saham PT Freeport sebanyak 51 persen.

"Kemudian Freeport di Papua yang dikelola lebih dari 40 tahun insy Allah di bulan Desember ini juga akan kita selesaikan dan mayoritas 51 persen lebih sahamnya akan dimiliki oleh kita. Sebelumnya 40 tahun kita hanya dapat 9 persen," katanya.

Namun, dia pun heran sebab dengan berbagai kebijakan yang mengambil alih penguasaan dari tangan asing itu, dia malah dituding antek asing. Saat inilah dia hendak menjawab semua tudingan itu.

"Begitu saja masih banyak yang menuduh-nuduh dan fitnah Presiden Jokowi itu antek asing. Saya tanya sekarang, antek asing yang mana? Saya memang diam kok. Saya 4 tahun ini diam. Sabar, sabar ya Allah. Ya saya tahu pekerjaan besar seperti itu pasti banyak yang tidak senang juga," katanya.