Nakhoda dan Awak Kapal Pembawa TKI yang Tenggelam di Rupat Utara Ditetapkan Tersangka

Nakhoda dan Awak Kapal Pembawa TKI yang Tenggelam di Rupat Utara Ditetapkan Tersangka

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pihak kepolisian menetapkan dua orang tersangka dalam kasus tenggalamnya kapal yang membawa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia. Dua tersangka itu merupakan nahkoda dan awak kapal yang selamat pada peristiwa nahas yang terjadi pada Sabtu (24/11/2018) lalu.

Dua tersangka itu adalah Jamal (38) dan Hamid alias Boboi (31). Keduanya merupakan warga Jalan Alohong, Desa Cingam, Kecamatan Rupat, Bengkalis. Nahkoda dan awak kapal yang selamat usai dibantu oleh Kapal MV Indomal itu, diduga sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan belasan TKI itu. 

Dikatakan Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, kedua tersangka diamankan pihak kepolisian di Bengkalis usai menyerahkan diri pada Senin (10/12/2018) kemarin.


"Kedua tersangka menyerahkan diri dua hari lalu (Senin). Saat ini mereka tengah menjalani proses pemeriksaan secara intensif," ujar perwira polisi menengah yang akrab disapa Narto itu, Rabu (12/12/2018).

Diterangkan Narto, pihaknya telah melakukan pengusutan, di mana sebelumnya ada penemuan mayat di sekitar perairan Selat Malaka, Bengkalis. Pengusutan itu dilakukan dengan mengumpulkan keterangan saksi hingga mengaitkan kedua tersangka. Kesimpulannya, peristiwa itu merupakan satu kejadian. 

"Berdasarkan hasil penyidikan didapatkan keterkaitan antara penyelamatan yang dilakukan oleh awak kapal Indomal 5 terhadap kedua orang (tersangka) tersebut dengan kasus penemuan 11 mayat di perairan Selat Malaka. Keduanya itu peristiwa satu kejadian," sebut Narto.

"Di mana keduanya membawa para korban yang merupakan TKI di Malaysia dari Malaka tujuan Rupat, dan mengalami musibah di tengah laut," sambung mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara itu.

Lebih lanjut dikatakannya, dari proses pemeriksaan yang dilakukan, kedua tersangka diketahui mengangkut belasan penumpang melalui jalur ilegal, pada Kamis (22/11) dini hari.

Mereka menggunakan kapal motor dengan panjang delapan meter dan lebar satu meter menuju Pulau Rupat, Bengkalis. Akan tetapi di tengah perjalanan, kapal tersebut terbalik dihantam gelombang. 

"Kapal itu mengalami musibah di tengah laut. Tersangka ini selamat karena menggunakan life jacket dan jerigen sebagai pelampung dan diselamatakan kapal yang kebetulan melintas perairan itu," terang Narto.

Masih menurut Narto, kapal yang diawaki kedua tersangka itu mengangkut sebanyak 16 penumpang. Dengan rincian, 15 penumpang dewasa dan satu anak-anak. Dari jumlah tersebut, polisi telah mengevakuasi 11 mayat.

"Masih ada enam lagi dalam proses pencarian," imbuh Sunarto. 

Terhadap 11 jenazah yang ditemukan, empat di antaranya telah berhasil diindentifikasi oleh tim medis Disaster Victim Indentification (DIV) Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau.

Adapun identitas mayat yang telah diketahui itu adalah dua warga Sumatera Barat bernama Ujang Chaniago (48) asal Lubuk Nyiur, Dusun V Kota Mudiak, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Lalu Dewi (32) Warga Jalan Lansano, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pessel. Kemudian, Marian Suhadi (24), warga Jalan Dusun GT II, Kelurahan Pantai Cermin, Kota Langkat, Sumatera Utara (Sumut). Terakhir bernama Faizal Ardianto (24) warga Dusun Gelam Dua, Medan, Sumut. 

"Empat mayat itu telah dijemput pihak keluarga untuk dikebumikan. Enam lagi masih di RS Bhayangkara Polda, sedangan satu mayat sudah dikebumikan di Dumai," imbuh dia. 

Atas perbuatannnya, kedua tersangka dijerat Pasal 359 KUHPidana dan Pasal 120 ayat (1) Undang-undang (UU) Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dengan akan pidana maksimal selama 15 tahun dan denda Rp1,5 miliar.

Untuk diketahui, penemuan mayat korban kapal tenggalam itu berawal, Sabtu (24/11) siang. Di mana seorang nelayan mendapat sesosok mayat pria di Perairan Rupat Utara. Mayat itu selanjutnya dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai. 

Beberapa harinya kemudian, Polres Bengkalis menerima informasi dari masyarakat terkait penemuan tiga mayat oleh nelayan yang tengah menjaring iklan di Perairan Bantan. Ketiga mayat itu berjenis kelamin, dua laki-laki dan satu perempuan. 

Selanjutnya, pada Jumat (30/11), seorang nelayan kembali menemukan sesosok mayat perempuan tanpa identitas. Berselang satu hari, nelayan bersama kepolisian dan Basarnas menemukan empat mayat. Tiga di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan diketahui bernama Maya Karina. Namun, hal ini belum bisa dipastikan. Karena identitas ditemukan petugas belum tentu milik yang bersangkutan.


Reporter: Dodi Ferdian