Ini Keterangan Polda Riau Terkait Penemuan 10 Jenazah di Selat Malaka

Ini Keterangan Polda Riau Terkait Penemuan 10 Jenazah di Selat Malaka

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Polda Riau menyatakan sebanyak 10 jenazah misterius ditemukan terapung di Selat Malaka, tepatnya pesisir Riau mulai dari Dumai, Bengkalis hingga Kabupaten Kepulauan Meranti dalam kurun waktu sepekan terakhir.

"Hingga hari ini ditemukan 10 mayat," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto dalam keterangan persnya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, Kota Pekanbaru, Selasa (4/12/2018).

Dia menjelaskan satu mayat terakhir ditemukan hari ini di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti. Saat ini, jenazah tersebut dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau, untuk selanjutnya diperiksa tim Disaster Victim Identification (DVI).


Sementara delapan kantong jenazah lainnya telah berada di RS Bhayangkara Polda Riau. Satu jenazah lainnya terlebih dahulu dikebumikan di RS Dumai beberapa waktu lalu.

Hal itu dilakukan setelah jenazah itu tidak kunjung diambil keluarga dan sebelum temuan jenazah lainnya secara maraton hingga hari ini terjadi.

Lebih jauh, Sunarto menuturkan jika dari delapan jenazah yang terdiri dari tiga wanita dan lima pria dewasa itu telah berada di RS Bhayangkara, tiga di antaranya berhasil diidentifikasi.

Pertama adalah Ujang Chaniago (48) berasal dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Kemudian Mimi Dewi (32) warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Terakhir Maya Karina (37) warga Mentikan, RT 020/RW 02, Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

"Untuk para korban yang sudah berhasil teridentifikasi, sudah dibawa oleh keluarganya," tukasnya.

Sementara lima jenazah lainnya masih berupaya diidentifikasi, termasuk mencocokkan DNA dengan beberapa orang yang mengaku keluarga korban yang dalam beberapa hari terakhir berdatangan ke RS Bhayangkara Polda Riau.

Informasi yang beredar luas menyebutkan bahwa 10 jenazah itu merupakan korban TKI yang diduga keluar masuk ke Malaysia secara ilegal. Kapal yang ditumpangi korban disebut dihantam cuaca buruk hingga karam di perairan Selat Malaka.

Namun, Sunarto belum dapat menyimpulkan hal tersebut. Dia menjelaskan informasi itu dijadikan bagian dari penyelidikan polisi.

Sementara itu, dalam upaya mengungkap kasus temuan 10 mayat misterius tersebut, Sunarto menjelaskan Polda Riau juga berupaya mengungkap saksi kunci. Ada dua saksi yang diduga mengetahui insiden itu. Keduanya adalah Jamal dan Hamid alias Boboi.

Dia menjelaskan bahwa sehari sebelum temuan mayat secara maraton itu terjadi, kedua orang tersebut juga ditemukan terapung di perairan Selat Malaka. Keduanya saat itu ditemukan dan diselamatkan oleh kapal cepat MV Indomal 5 yang kala itu bergerak dari Dumai menuju Malaysia.

Polisi hingga kini masih melacak keberadaan kedua pria itu, karena menurut Sunarto tidak banyak informasi yang berhasil dihimpun oleh awak Kapal MV Indomal 5.

"Saat itu mereka hanya mengaku sebagai nelayan yang kapalnya tenggelam. Tapi kita duga mereka tahu lebih jauh insiden itu. Kita masih lacak keberadaan mereka," tuturnya.

Selain itu, dari tiga keluarga korban yang telah menjemput tiga jenazah juga menyebutkan bahwa para korban sebelumnya memang bekerja di Malaysia.