Jokowi Ingin Tabok Penyebar Hoax, Ferry Mursyidan: Jangan Dramatisasi

Jokowi Ingin Tabok Penyebar Hoax, Ferry Mursyidan: Jangan Dramatisasi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa gerah diserang isu hoax, terutama soal tuduhan dirinya aktivis PKI, sehingga ingin menabok penyebar hoax. Timses Prabowo-Sandiaga menyebut Jokowi harus berhati-hati dan tidak mendramatisasi.

"Kalau saya sih menjadi, apa, ya harus hati-hati karena kan beliau itu pusat berita. Beliau itu hari ini tidak semata-mata kandidat presiden, hari ini beliau adalah presiden. Jadi ketika beliau bicara ini kan menjadi ada proses dramatisasi menurut saya," kata Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferry Mursyidan Baldan, di gedung Dewan Harian Nasional 45, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).

Ferry meminta Jokowi tidak marah dan bersikap 'simpel' apabila merasa tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidak benar. Ferry juga menyebut Prabowo pun menerima banyak tuduhan, tapi tim pemenangan selalu menenangkan.


"Saya kira kan begitu, Prabowo juga banyak menyampaikan ngomong dikit salah, ngomong ini salah. Makanya tapi kan kita sebagai bagian dari tim ini kita bilang, 'Sudah Pak, tenang aja. Pokoknya yang penting itu kan orang melihat apakah itu sebetulnya sikap asli Bapak atau ada yang memelintir, membuat salah, membuat jadi mispersepsi atau disalahartikan. Yang penting kan Bapak tidak ini (tidak salah),'" ujar Ferry.

Sebelumnya, Jokowi merasa gerah diserang isu hoax, terutama soal tuduhan dirinya aktivis PKI. Jokowi heran masih ada orang yang memercayai isu tersebut.

"Saya kadang sedih kalau sudah masuk tahun politik isinya fitnah, kabar bohong, saling hujat. Coba dilihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah seperti itu, PKI dibubarkan 1965-1966, lahir saya tahun 1961. Berarti umur saya baru 4 tahun, la kok bisa diisukan Presiden Jokowi aktivis PKI. Apa ada PKI balita? Ya kan masih balita, 4 tahun," ujar Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Lampung Tengah, Lampung, Jumat (23/11).

Jokowi menyebut ada 9 juta penduduk Indonesia yang memercayai isu tersebut. Dia mengaku sudah 4 tahun diserang isu PKI.

"Coba di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. La kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," papar Jokowi.

"Saya ini sudah 4 tahun diginiin. Ya Allah, sabar, sabar, tapi saya sudah bicara karena ada 6 persen yang percaya berita ini. Enam persen itu 9 juta (penduduk) lebih lo. La kok percaya?" imbuhnya.