Debit Air PLTA Koto Panjang Naik, Belasan Desa di Kampar Diminta Siaga Banjir

Debit Air PLTA Koto Panjang Naik, Belasan Desa di Kampar Diminta Siaga Banjir

RIAUMANDIRI.CO, KAMPAR - Sejumlah daerah di sepanjang aliran Sungai Kampar diminta siaga akan potensi banjir. Hal itu karena peningkatan debit air di PLTA Koto Panjang menyusul tingginya curah hujan di bagian hulu, tepatnya di daerah aliran sungai Batang Mahat, Sumatera Barat (Sumbar) sejak pertengahan pekan kemarin.

Dikatakan Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Adi Chandra, hingga kini, tingkat elevasi air di waduk PLTA Koto Panjang Kampar mencapai 82,24 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bila ketinggian air terus bertambah, dimungkinkan dibukanya pintu air waduk PLTA Koto Panjang.

"Bila ketinggian air terus bertambah maka SOP (Standar Operasional Prosedur, red) berupa pembukaan pintu spillway (pelimpahan, red) akan dilakukan pada ketinggian 82,5 mdpl," ujar Adi Chandra, Ahad(4/11/2018).


Dijelaskannya, pembukaan pintu air di waduk PLTA Koto Panjang itu dilakukan untuk menghindari kerusakan waduk PLTA Koto Panjang akibat menahan beban air yang sangat besar. 

Dengan pembukaan pintu pelimpahan air itu tentunyaberdampak pada meningkatnya debit air Sungai Kampar yang membelah wilayah bagian barat Riau tersebut. Sungai Kampar sendiri diketahui membelah sedikitnya 11 desa yang berpotensi terendam banjir jika pintu air PLTA Koto Panjang dibuka. 

Belasan desa yang harus bersiaga itu adalah Desa Merangin, Desa Lereng, Desa Pulau Terap, Desa Pulau Balai, Desa Pulau Jambu, Desa Kuok, Desa Ranah, Desa Tambang, Desa Limau Manis, Desa Padang Mutung dan Desa Tanjung Berulak.

"Jauh sebelum meningkatnya elevasi air di PLTA Koto Panjang, kita terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh desa tersebut. Berbagai peralatan penanggulangan bencana banjir mulai dari perahu, tenda dan logistik lainnya juga siap kita kerahkan jika sewaktu-waktu pintu air dibuka," sebut Adi Chandra. 

Masih dikatakan Adi, hingga kini sedikitnya dua desa yaitu Desa Kebun Tinggi dan Desa Tanjung di Kecamatan Kampar Hulu sudah mulai terdampak banjir. Hal itu akibat luapan Sungai Kampar. 

"Namun banjir di dua desa itu akibat tingginya intensitas hujan di Kampar, bukan akibat pembukaan Spillway," pungkas Adi.

Reporter: Dodi Ferdian