GKR Hemas: UMKM Harus Memanfaatkan Digital Marketing

GKR Hemas: UMKM Harus Memanfaatkan Digital Marketing

RIAUMANDIRI.CO, YOGYAKARTA - Seiring kemajuan dan perkembangan teknologi, Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM) harus memanfaatkan digital marketing dalam memasarkan prodaknya.
  
Demikian dikatakan anggota DPD RI GKR. Hemas saat jadi pemateri dalam sarasehan 'Pengembangan UMKM Dalam Menyongsong Pasar Global' di Kampus STIE YKPN Yogyakarta, Kamis (1/1/2018).

"Peran besar UMKM sebagai pondasi perekonomian Indonesia sulit bersaing jika tidak memanfaatkan digital marketing. Pelaku ekonomi di banyak negara banyak memasarkan produknya lebih cepat, efisien, efektif, dan massif melalui digital ini. Orang menyebutnya revolusi digital atau dengan istilah revolusi industri 4.0," kata Hemas.

Trend ekonomi ini disebut juga era disruption, dimana model ekonomi konvensional digantikan dengan model ekonomi dengan teknologi yang sifatnya kreatif sekaligus destruktif. Model ekonomi digital yang lebih efisien, lebih bermanfaat, dan lebih murah ini telah menghancurkan model ekonomi konvensional.


“Para pengusaha taksi konvensional mengeluh dan panik menghadapi Go-Car atau Grab. Para agen distributor konvensional di Jawa mengalami kerugian besar karena pasarnya secara tak terlihat diambil pelaku-pelaku bisnis masa kini seperti Bukalapak,” ujar Senator DIY.

Menurut Hemas, era ekonomi digital ini sesungguhnya sangat menguntungkan pelaku ekonomi mikro ataupun kecil karena tidak lagi membutuhkan gedung atau fasilitas kantor yang besar. 

Pelaku ekonomi kecil, meskipun di ujung desa jauh dari keramaian asalkan memiliki inovasi dan kreativitas dalam membuat produk serta handal dalam teknologi digital maka akan dikenal dan dicari orang. Sudah banyak pelaku ekonomi yang dijuluki 'start-up' memanfaatkan ekonomi digital dan sukses, tetapi tidak sedikit pula dari mereka yang belum sukses.

Hemas mengutip data dari Kemenko Perekonomian yang menyebutkan profil ekonomi Indonesia terdiri dari perusahaan besar 1 persen, perusahaan menengah ada 5,1 persen, dan perusahaan mikro dan kecil ada  93,4 persen. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah unit UMKM mencapai 56.534.592 unit atau 99,9% dari total unit usaha di Indonesia. Tenaga kerja yang mampu diserap UMKM lebih dari 107.657.509 orang atau sebesar 97,16% dari angkatan kerja.

Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebanyak 61,41 persen terhadap Tenaga Kerja : 96,71 persen dan terhadap Ekspor Non Migas sebanyak 15,73 persen.

"Dengan demikian peran UMKM (terutama mikro dan kecil) tidak dapat diremehkan. Artinya pelaku ekonomi UMKM menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia," ujar Hemas.

Namun demikian, katanya, eksistensi UMKM di Indonesia masih sangat perlu mendapatkan dukungan Pemerintah maupun stakeholder lainnya. Karena faktanya di lapangan, pelaku ekonomi Mikro dan Kecil Indonesia masih mengalami banyak kendala. 

Kembali mengutip data BPS dan Kementerian Koperasi dan UMKM, bahwa UMKM di Indonesia yang mengalami kesulitan sekitar 72,47 persen dan sudah baik ada 27, 53 persen. Permasalahan yang dihadapi antara lain permodalan, akses pemasaran, bahan baku, teknologi dan manajemen. 

"Dari semua permasalahan yang ada, yang paling utama adalah masalah pemasaran dan permodalan,” tegas Hemas.
 
Diakhir acara, Hemas mendapat kejutan dari panitia. Pasalnya, panitia telah menyiapkan kue ulang tahun buat Hemas. Kemudian istri Sri Sultan Hamengkubowono X itu didaulat untuk meniup lilin ulang tahunya yang ke-66. 

Reporter: Syafril Amir