Generasi Milineal Jangan Hanya Dijadikan Pemanis Demokrasi

Generasi Milineal Jangan Hanya Dijadikan Pemanis Demokrasi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Indonesia saat ini dihadapkan pada perubahan peradaban bangsa. Perubahan yang terjadi mengandung tantangan yang serius untuk diperhatikan. Tantangan itu globalisasi ekonomi, globalisasi politik, serta perkembangan teknologi yang bisa mempengaruhi perilaku anak muda.

Demikian dikatakan anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar Firman Subagyo dalam diskusi bertema 'Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Milineal' di Media Center Komplek Parlemen Senayan, Senin (29/10/2018). Pembicara lainnya pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.

Firman mengungkapkan, dari sebuah riset yang dirilis New York Times, generasi milineal adalah mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996. Generasi ini berkisar antara 22 dan 30 tahun. Dalam riset tersebut juga menyebut perilaku generasi ini tidak hanya bersifat
positif namun juga mempunyai potensi negatif. "Generasi ini mempunyai ego yang besar sehingga mengatakan dirinya paling benar", kata Firman mengutip riset itu.


Berangkat dari riset itu, Firman mewanti-wanti agar mewaspadai dan ekstra hati-hati dari ancaman globalisasi, terutama perkembangan informasi lewat teknologi. Perkembangan informasi diakuinya sangat berpengaruh pada  anak muda.

Ia mengingatkan, kalau tidak memahami dan menyaring apa yang benar dan apa yang salah, apa yang boleh dilakukan dan tidak, maka dampak buruk informasi itu akan menggerus generasi muda. "Dan ini mengancam persatuan dan kesatuan bangsa", katanya.

Dia mencontohkan banyak anak muda, bahkan anak kecil, setiap hari membuka HP dan mereka bisa memilih apa yang disukai dan apa saja bisa ditonton. "Dampak seperti ini yang harus dibendung. Perubahan perilaku anak muda tidak hanya di perkotaan namun juga di pedesaan. Banyak anak muda di desa yang sudah tidak hafal lagu Indonesia Raya dan Pancasila. Ada yang hafal Sila ke-1 tapi tak tahu simbolnya", paparnya.

Lebih penting lagi menurutnya adalah mewaspadai ego anak muda yang merasa benar dan hebat. Disebut generasi ini rentan dengan masalah sosial. "Ini akan menjadi pemicu perpecahan bangsa. Masalah generasi muda merupakan tanggung jawab kita bersama," katanya.

Sementara itu Adi Prayitno dalam pemaparan mengatakan, agar generasi milineal bukan hanya artifisial, bumbu dan pemanis demokrasi, maka mereka harus dilibatkan dalam persoalan-persoalan yang ada. "Namun bukan sebagai pelengkap penderita. Beri kepercayaan kepada anak muda bahwa Indonesia masa depannya ditentukan oleh mereka", ujarnya.

Adi mengatakan, suka tak suka bangsa ini dibesarkan oleh anak muda. Dicontohkan kemerdekaan dan nasionalisme  disemaikan oleh anak muda. "Anak muda bukan komoditas politik tetapi generasi yang menentukan Indonesia ke depan," pungkasnya. 


Reporter: Syafril Amir