Santri Harus Miliki Jiwa Nasionalis dan Patriot

Santri Harus Miliki Jiwa Nasionalis dan Patriot

RIAUMANDIRI.CO, JAMBI - Santri harus memiliki jiwa nasioanalis, patriot, dan anti-radikal. Ketiga hal ini harus tertanam dalam diri santri dan diaktualisasikan dalam berprilaku sehari-hari.

Demikian dikatakan Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Basnang Said, dalam kegiatan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) V  2018 di Jambi, Senin (29/10). 

Basnang mengatakan, seorang pramuka santri sejatinya mempunyai bekal agama yang mumpuni. Dimana bekal tersebut diperoleh di pesantren. Namun, kata Basnang, selain ilmu agama, para santri juga harus memiliki jiwa nasionalis dan patriot yang baik. 


Dalam konteks nasionalisme, para pramuka santri Basnang menjelaskan tentang sejarah serta peran ulama dan santri dalam mendirikan bangsa Indonesia.

"Resolusi Jihad yang difatwakan KH Hasyim Asyari merupakan bentuk patriotisme dan nasionalisme ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan," ucap Basnang yang dikutip dari rilis Kemenag.

Selain itu, konsep kebangsaan yang diniatkan para ulama dalam mendirikan bangsa, juga menjadi wajib diketahui secara baik oleh pramuka santri. 

“Santri harus tahu konsep bangsa ini saat didirkan. Konsep bangsa ini adalah Darussalam yakni negeri jpenuh kedamaian, bukan Darul Islam," katanya. 

Tak kalah penting, para pramuka santri harus berperan dalam memerangi radikalisme. Menurut Basnang, pramuka santri harus memiliki semangat anti-radikalisme dan selalu memposisikan keberadaannya sebagai penengah. 

“Santri harus menjadi penengah dalam memerangi radikalisme. Tidak boleh di kiri dan atau di kanan," lanjut Basnang. 

Ia berharap ke depan, para pramuka santri benar-benar dapat menjadi garda terdepan dalam menggelorakan ketiga semangat tersebut. 

"Perpaduan pesantren dan pramuka, merupakan satu paket yang lengkap untuk mewujudkan hal tersebut," ujarnya.

Reporter: Syafril Amir