Pagi Ini Seminar Majelis Bincang Riau Ditaja, Ketua Tim Kampanye Dua Capres Juga Diundang

Pagi Ini Seminar Majelis Bincang Riau Ditaja, Ketua Tim Kampanye Dua Capres Juga Diundang

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pagi ini, Sabtu (27/10/2018), sekitar pukul 09.00 WIB, Majelis Bincang Riau dari Melayu untuk Indonesia memulai seminar dan diskusi panel, dengan tema “Mengungkapkan Asa Daerah, Menggugah Kearifan dan Keberpihakan Pusat”,  di Gedung Daerah Pekanbaru.

Selain Wakil Menteri (Wamen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, panitia juga mengundang ketua tim kampanye nasional untuk Riau, baik dari pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, maupun pasangan nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ketua penyelenggara kegiatan, Muhammad Herwan, menjelaskan, pihaknya mengundang kedua tim kampanye dua capres dan cawapres. Hal ini untuk mendengarkan langsung keseriusan capres merangkum aspirasi dan rekomendasi dari berbagai komponen masyarakat Riau.


“Kita mengundang kedua tim kampanye nasional capres dan cawapres, Jokowi-Ma'ruf, dan Prabowo-Sandi, insya Allah keduanya hadir. Kita ingin nantinya, siapapun Presiden RI hasil Pemilu 2019 mendatang, bisa memberikan yang terbaik bagi Riau. Yang memastikan hadir, baru tim kampanye Jokowi,” jelas Herwan.

“Seminar ini kita taja bukan untuk salah satu capres saja, tapi keduanya. Untuk menampung aspirasi dan rekomendasi yang diberikan masyarakat Riau kepada calon presiden, agar bisa diwujudkan. Karena Riau merupakan salah satu provinsi penyumbang terbesar bagi Indonesia. Untuk itulah kita menghadirkan kedua tim capres dan cawapres, agar lebih berpihak kepada Riau,” tambahnya.

M Herwan menyampaikan, Provinsi Riau selama ini dikenal dan diperkenalkan sebagai daerah yang kaya, memiliki SDA yang potensial. Tak hanya itu, Riau juga memiki posisi geografis yang strategis telah memberikan kontribusi yang cukup besar untuk perekonomian nasional, khususnya migas sebesar 35 persen dipasok dari Riau. Kemudian Riau memiliki wilayah hutan produksi dan perkebunan sawit terluas di Indonesia.

"Riau telah menyematkan mimpi dengan visi 2020 sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu di rantau Asia Tenggara. Namun sekali lagi hampir tidak ada perhatian dan dukungan Pemerintah Pusat kepada Riau agar cita-cita tersebut dapat diwujudkan," ujar Herwan.

Menurutnya pergantian kepemimpinan nasional sejak orde baru menggantikan orde lama dan 4 periode suksesi kepemimpinan di era reformasi, ternyata tak membawa perubahan yang signifikan untuk Riau yang maju dan sejahtera.

"Jadi kita ingin proses demokrasi tahun 2019 merupakan momentum strategis yang sepatutnya dioptimalkan oleh rakyat Riau untuk memastikan adanya komitmen yang jelas, dan tegas bagi perbaikan kehidupan masyarakat Riau maupun keberlanjutan pembangunan daerah Riau," harapnya.

Reporter: Nurmadi