Pidato Soal Winter is Coming Ramai Dibicarakan, Ini Penjelasan Jokowi

Pidato Soal <i>Winter is Coming</i> Ramai Dibicarakan, Ini Penjelasan Jokowi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan maksud pidatonya di forum pertemuan IMF-Bank Dunia yang memasukkan unsur serial 'Game of Thrones'. Jokowi mengatakan pidatonya membicarakan tentang perebutan kekuasaan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat pidato Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam rangka Lustrum XIII di kampus UKI, Cawang, Jakarta, Senin (15/10/2018). Jokowi membuka pidato dengan memberikan ucapan selamat atas Dies Natalies ke-65 UKI.

"Selamat atas Dies Natalies ke-65 UKI. Universitas yang lahir dari semangat perjuangan kemerdekaan, universitas yang mengajarkan betapa mulianya melayani daripada dilayani. Saya yakin kiprah dan kontribusi UKI di masa-masa mendatang semakin signifikan dan mampu menjadi universitas unggul yang memberikan kontribusi besar bagi kemanusiaan bagi Indonesia yang maju dan bermartabat," kata Jokowi.


Jokowi lantas menjelaskan maksud pidatonya yang menyebut 'winter is coming' yang diangkat dari serial 'Game of Thrones'. Pidato itu disampaikan di depan para pemangku keuangan dunia dalam forum pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada Jumat (12/10).

"Karena ini banyak ramai. Sekali lagi, perhelatan ekonomi dan politik dunia saat ini diwarnai pertarungan antara kekuatan-kekuatan besar, antar-negara-negara besar dan negara-negara elite. Perebutan kekuasaan antara kekuatan besar itu bagai roda besar berputar, seperti siklus kehidupan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan ada satu negara elite yang tengah berjaya, sedangkan negara lain mengalami kemunduran dan kehancuran. 

"Tatkala kekuatan-kekuatan besar sibuk melawan satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman yang lebih besar, misalnya perubahan iklim, terorisme global, dan menurunnya ekonomi global," katanya.

Jokowi mengatakan ada pesan moral yang hendak dia sampaikan lewat pidato itu. Pesan tersebut tentang konfrontasi dan perselisihan. 

"Sebenarnya pesan moral utama yang ingin saya sampaikan pada saat itu adalah bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan. Bukan hanya yang kalah, namun juga yang menang. Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan diratapi baru keduanya sadar. Tapi sudah terlambat. Sadarnya baru belakangan," jelasnya. 

"Bahwa kekalahan maupun kemenangan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia porak poranda. Tidak boleh melakukan kerusakan hanya untuk menghasilkan sebuah kemenangan, tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Itulah pesan moral yang ingin saya sampaikan di saat annual meeting itu," imbuhnya.