Bos IMF Jelaskan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi

Bos IMF Jelaskan Tantangan Pertumbuhan Ekonomi

RIAUMANDIRI.CO, NUSA DUA - Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkesinambungan, negara-negara di dunia harus melakukan sejumlah strategi. Namun, saat ini dunia juga masih menghadapi sejumlah tantangan.

Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde menjelaskan dunia pada abad 21 ini memiliki sejumlah tantangan, misalnya ketimpangan, teknologi dan keberlanjutan. 

Dia menyebutkan hal ini bukanlah hal yang baru, namun ketiga tantangan itu saling terkait dan cepat berubah. Oleh karena itu, dibutuhkan tanggapan yang baik untuk stabilitas dan kemakmuran perekonomian. 


"Sekali lagi, ini hanya bisa efektif jika dilakukan dengan kerja sama," kata Lagarde di BNDCC, Jumat (12/10/2018).

Lagarde mencontohkan terkait ketimpangan, penelitian IMF mengungkapkan bahwa ketimpangan yang lebih rendah berhubungan dengan pertumbuhan yang lebih kuat, lebih berkelanjutan. 

Pada saat yang sama, ketimpangan yang berlebihan berhubungan dengan masyarakat yang terpinggirkan, masyarakat yang terkoyak, dan kepercayaan yang tergerus. Tidak heran mengapa banyak pihak yang merasa marah dan frustrasi.

Oleh karena itu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja bersama untuk menumpas diskriminasi terhadap perempuan, merancang reformasi pasar tenaga kerja yang tepat, dan memperkuat reformasi sistem pendidikan, pelatihan, dan perlindungan sosial untuk menjangkau masyarakat, bukan mengucilkan mereka, dan menyiapkan mereka menghadapi transformasi teknologi yang akan datang.

Selanjutnya mengenai teknologi, diketahui bahwa revolusi digital membawa harapan sekaligus bahaya yang besar.

Kemudian bioteknologi, robotika, dan kecerdasan buatan akan menciptakan industri-industri dan pekerjaan-pekerjaan baru. "Namun transisi ini juga akan menimbulkan gangguan dan ketidakpuasan," jelas dia.

Selanjutnya, tekfin (fintech) tentu memiliki potensi untuk membuka dinamisme perekonomian dan mengurangi kemiskinan, terutama dengan menyediakan jasa keuangan kepada 1,7 miliar orang yang saat ini belum memiliki akses ke perbankan. 
"Namun, sekali lagi, hal ini perlu dikelola dengan hati-hati untuk menjaga stabilitas dan keamanan keuangan," ujar dia.

IMF memprediksikan bahwa pengeluaran tambahan yang diperlukan oleh negara-negara berkembang berpendapatan rendah pada sektor-sektor utama seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan infrastruktur adalah sekitar U$ 520 miliar per tahun pada tahun 2030.

Kesenjangan ini tidak dapat dijembatani tanpa kemitraan oleh negara-negara sendiri, sektor swasta, lembaga-lembaga internasional, dan lembaga-lembaga filantropi. Kemitraan ini harus diperluas ke pemanfaatan sumber daya yang lebih efisien, memperkuat pengumpulan pendapatan, termasuk melalui upaya membendung penghindaran dan penggelapan pajak dan pemberantasan korupsi.