Atal dan Hendry Bersaing Ketat, Kandidat Ketum PWI Diminta Jaga Integritas

Atal dan Hendry Bersaing Ketat, Kandidat Ketum PWI Diminta Jaga Integritas

RIAUMANDIRI.CO, SOLO - Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia mengajak semua kandidat menjunjung tinggi integritas sekaligus menghindari politik uang pada pemilihan ketua umum yang berlangsung dalam Kongres ke-24 PWI di Solo, Jawa Tengah.

Kongres PWI ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (28/9/2018) sore ini, pukul 16.00 WIB di Hotel Sunan, Solo.

"Dewan Kehormatan PWI berharap masing-masing kandidat meneken pakta integritas, agar yang terpilih nanti juga benar-benar memiliki integritas," kata Anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat Asro Kamal Rokan di di Balai Kota Surakarta.
Dari lima nama kandidat Ketua Umum PWI yang sebelumnya muncul, kini disebut-sebut mulai mengerucut kepada dua tokoh, yakni Atal S. Depari (Sportanews.com) dan Hendry Ch. Bangun (Kompas).


Menurut Asro yang juga mantan Pemred Republika, dirinya mengenal baik kedua kandidat dan keduanya juga memiliki kapasitas untuk menjadi Ketua Umum PWI periode 2018-2023.

"Siapa pun yang terpilih nanti, PWI harus mempunyai pengaruh kuat di saat kondisi pers belakangan ini yang banyak dikeluhkan. PWI harus mempunyai peran sebagai organisasi pers pejuang," ujar Asro.

Mengapa kongres digelar di Solo, Asro menjelaskan bahwa hal itu untuk mengambil suasana kebatinan karena PWI dulu berdiri di kota berjuluk "Spirit of Java" ini.

"Ketika itu memang ada sejumlah wartawan dari berbagai aliran bersatu, yang dipimpin Pak Soemanang dan B.M. Diah, dari berbagai aliran politik. Namun, mereka berpikir tentang bagaimana bisa menjaga kemerdekaan Republik Indonesia," katanya.

Suasana arena Kongres XXIV PWI menjelang pembukaan.

Menurut dia, Kongres PWI digelar di Solo juga karena ingin mengembalikan ruh untuk menaungi PWI.

Oleh karena itu, pihaknya berharap siapa pun yang terpilih nanti semangatnya ke-Indonesia-an dan memperjuangkan kemerdekaan serta harkat independensi pers nasional.

"Ketua Umum PWI tidak boleh ikut dalam politik praktis. Kami juga berharap tidak ada politik uang dalam kongres PWI. Jika ada yang melakukan pelanggaran, secara moral dia harus mundur dari jabatannya," katanya.

Dia mengatakan PWI ke depan harus menjadi pers independen, pejuang, dan tidak terkotak-kotak karena situasi politik.

"Pers harus tetap berada di tempatnya berjuang, sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat," kata Asro.

Wartawan senior A.R Loebis mengatakan kedua kandidat (Hendry dan Atal) dulu sama-sama seorang wartawan yang ulet dalam mencari berita di lapangan.

"Mudah-mudahan salah satu yang terpilih bisa kembali bekerja seperti dahulu, ulet dalam memimpin PWI," katanya di Balai Kota Surakarta.

"Kami juga berharap keduanya bersaing dengan benar, sesuai dengan kemampuan masing-masing, menunjukkan visi dan misinya untuk kemajuan rekan-rekan jurnalis se-Indonesia," kata Loebis.

Loebis berharap Kongres ke-24 PWI di Kota Solo menghasilkan pimpinan PWI yang potensial.

Pada kongres PWI tersebut akan dipilih Ketua Umum PWI periode 2018-2023, menggantikan Margiono yang sudah memimpin PWI selama dua periode berturut-turut.

Selain dua kandidat tersebut, sebelumnya muncul nama-nama kandidat Ketua Umum PWI periode mendatang, yakni Akhmad Munir dari LKBN Antara, Teguh Santosa dari Kantor Berita Politik RMOL, dan Sasongko Tedjo dari Suara Merdeka Semarang.