Ali Ngabalin Siap Fasilitasi Keinginan GNPF Bertemu Jokowi

Ali Ngabalin Siap Fasilitasi Keinginan GNPF Bertemu Jokowi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menyatakan siap memfasilitasi keinginan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Ali menyebut, GNPF Ulama hanya cukup mengirim surat ke Istana Negara jika ingin bertemu Jokowi.

Hal ini dikatakan Ali dalam acara CNN Indonesia TV, Senin (17/9) malam. Dalam acara itu, Ali terlibat diskusi dengan Anggota Dewan Pembina GNPF Ulama, Haikal Hassan terkait dengan Ijtima Ulama II.

"Ajukan suratnya dong. Jadi kalau nanti Pak ustaz Haikal dan teman-teman membuat suratnya, wallahi  wa billahi nanti saya fasilitasi. Tak ada yang susah, ini kan presiden kita," ujar Ali.


"Kalau besok saya terima surat permohonan dari ustaz Haikal ingin bersilaturahmi dan audience dengan presiden, dengan izin Allah SWT, saya akan memfasilitasi," ucapnya.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Haikal menyatakan ingin bertemu dengan Jokowi, ketika membahas mengenai dugaan kriminalisasi terhadap ulama maupun aktivis 212 lain. Haikal mengatakan banyak kasus-kasus yang menjerat mereka belum dihentikan alias SP3.

Atas dasar itu, Haikal menambahkan, ingin bertemu dengan Jokowi selaku kepala pemerintahan terkait kasus-kasus yang ia sebut kriminalisasi tersebut.

"Saya ingin ngomong sama Pak Jokowi, susah banget," ujar Haikal.

Ali kemudian menambahkan, bahwa ulama merupakan pewaris para nabi. Ulama merupakan tempat bertanya semua orang. Karenanya, GNPF Ulama yang sudah membuat Ijtima Ulama sebanyak dua kali, seharusnya bisa menjadi tempat bertanya bagi semua orang.

Pernyataan itu kemudian ditimpali Haikal dengan prinsip orang Betawi, bahwa tidak boleh tempayan menghampiri gayung, sebaliknya gayunglah yang mesti menghampiri tempayan.

"Artinya ulama itu ibaratnya tempayan, tempatnya orang-orang pada datang. Kalau ulama ngemis-ngemis sama pemerintah, itu artinya tempayan nyamperin gayung, nggak boleh," ucap Haikal.

Ali kemudian menyebut bahwa yang pasti umara dan ulama di Indonesia harus menyatu. Jika para ulama ingin bertemu dengan Jokowi selaku umara atau pemimpin, maka itu diterjemahkan dalam pengertian silahturahmi membangun hubungan antarsesama.

"Itu bukan istana kerajaan, itu istana rakyat Indonesia," kata dia.

Ali membantah Jokowi berjarak dengan ulama. Jokowi justru semakin dekat dengan ulama saat ini.

Hal tersebut diakui Haikal. Haikal mengakui Jokowi semakin dekat dengan ulama setelah menggaet Ma'ruf Amin sebagai bakal cawapres untuk bertarung di Pilpres 2019. Namun Haikal menggarisbawahi, bahwa harusnya Jokowi tak hanya mendekati Ma'ruf saja, tetapi juga Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Jangan cuma Ma'ruf Amin dong yang didekati, tapi pulangkan Rizieq Shihab," kata Haikal.

"Tamam (mantap), tamam," ucap Ali seraya menyebut bahwa memulangkan Rizieq merupakan kewajiban negara dengan semua ketentuan hukum dan perundang-undangan yang ada.