Thailand Banned Kelapa Indonesia, Ini Reaksi Perpekindo

Thailand Banned Kelapa Indonesia, Ini Reaksi Perpekindo

RIAUMANDIRI.CO, TEMBILAHAN - Salah satu penyebab terjadinya fluktuasi harga kelapa dikarenakan banned oleh pihak Thailand yang mengurangi pembelian kelapa segar dari Indonesia secara sepihak dan mendadak, dan ini dikeluhkan petani kelapa.

Thailand merupakan salah satu di antara negara utama tujuan ekspor kelapa segar Indonesia dan telah bertahun-tahun dan secara berkesinambungan, petani kelapa Indonesia menggantungkan hidup dari penjualan kelapa segar untuk tujuan ekspor ke Thailand.

Akibat banned yang dilakukan oleh pihak Thailand, Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia (Perpekindo) mengirim surat ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bentuk respon banned kelapa Indonesia oleh Thailand.


Berdasarkan informasi dari sumber Perpekindo di Thailand, bahwa pemerintah Thailand memandang terjadi ketimpangan neraca perdagangan bilateral dengan Indonesia, yang mana mereka merasa Indonesia tidak membantu mereka untuk menyerap beberapa produk unggulan Thailand di antaranya buah longan dan durian pada masa panen raya.

Hal ini mendorong pemerintah Thailand untuk melakukan suatu upaya menyeimbangkan neraca perdagangan dengan Indonesia dengan cara mengurangi pembelian kelapa segar dari Indonesia.

Atas kebijakan pemerintah Thailand tersebut, petani Kelapa hanya bisa menjual ke industri dalam negeri sedangkan Penyerapan industri kelapa di dalam negeri masih terbatas maka produksi kelapa petani menumpuk sehingga harga kelapa menurun drastis dari harga normalnya Rp 2.700 - 2.900/butir turun menjadi Rp 600 - 900/ butir.

"Sehingga Petani kelapa Indonesia telah mengalami banyak kerugian material, dimana kelapa yang telah melewati masa panen mengalami kerusakan, diantaranya membusuk dan tumbuh tunas," ujar Wakil Ketua Perpekindo Riau Hamzah Kobaro, Rabu (12/9/2018).

Sementara itu, mengenai surat kepada Kementerian, menurut pria yang juga Petani Kelapa asal Inhil ini, merupakan bentuk kepedulian dan perjuangan Perpekindo sebagai aspirasi penyambung petani kelapa untuk disampaikan ke pemerintah dalam bentuk keluhan petani kelapa yang menggantungkan hidup pada kelapa.

"Kami mohon bantuan dan uluran tangan pemerintah untuk membantu petani kelapa Indonesia di antara nya melalui solusi-solusi jangka pendek dan jangka panjang," tutur pria asal Inhil ini.

Upaya lain dikatakannya, Perpekindo Riau juga sudah menyampaikan secara langsung di depan muka umum di saat kegiatan silaturahmi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) pusat bersama pelaku UMKM di Hotel Prime Park Pekanbaru beberapa waktu lalu.

"Dengan penyampaian yang sama soal permasalahan kelapa serta keluhan petani dengan penuh harapan kadin riau juga dapat menanggapi permasalahan yang telah saya sampaikan serta dapat memberikan solusi," ucapnya.

Terakhir dirinya meminta agar pemerintah juga lebih memperhatikan terhadap petani untuk mengembalikan kembali kesejayaan dan kesejahteraan petani.

"Dengan permasalahan ini pemerintah harus lebih serius menangani dan menanggapi, tentunya butuh solusi dalam meningkatkan harga jual kelapa," pungkasnya.

Reporter: Herman