Deretan Budaya Melayu Khas Kuansing Tersaji di Festival Pacu Jalur 2018

Deretan Budaya Melayu Khas Kuansing Tersaji di Festival Pacu Jalur 2018

RIAUMANDIRI.CO, KUANSING – Salah satu festival tertua di Indonesia, Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, resmi bergulir, Rabu (29/8/2018), di Lapangan Limuno, Teluk Kuantan. Berbagai atraksi budaya Melayu khas Kuansing disajikan. Salah satunya Tari Sombah Carano.

Sombah Carano adalah tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menampilkan sejumlah penari pria membawa pedang dan perisai. Mereka bergerak layaknya menjaga suasana. Tak lama, masuk para penari wanita.

Setelah melenggak lenggok dengan gemulai, para penari wanita ini kemudian menghampiri para tamu undangan. Yaitu Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, Bupati Kuantan H Mursini, juga Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuty. Tarian Sombah Carano menjadi pembuka rangkaian kegiatan.


Festival Pacu Jalur 2018 sendiri dibuka secara resmi dengan memukul gong. Event ini akan berlangsung hingga 1 September 2018.

Menurut Esthy Reko Astuty, Kuantan Singingi dan Riau sangat beruntung karena memiliki budaya Melayu. “Kebudayaan Melayu sangat dekat dan erat dengan negara-negara tetangga. Seperti Malaysia dan Singapura. Ini keuntungan. Sebab, dengan atraksi-atraksi terbaik wisatawan mancanegara bisa datang,” paparnya.

Esthy pun memuji Festival Paju Jalur yang mampu masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata.

“Masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata tidak mudah. Sebab harus melewati kurasi terlebih dahulu. Tahun depan, kurasi akan lebih diperketat. Karenamelibatkan kurator-kurator handal. Tapi dengan pelaksanaan yang baik, apalagi Festival Pacu Jalur sudah berusia ratusan tahun, saya yakin event ini akan masuk Calendar of Event 2019,” paparnya.

Dalam pembukaan Festival Pacu Jalur 2018, budaya melayu sangat menonjol. Selain Tarian Sombah Carano, ada juga penampilan Tari Manyokok. Yaitu menceritakan tentang kegiatan masyarakat dalam mencari ikan. Sajiannya menarik. Mampu menarik perhatian pengunjung.

Selain itu, ada juga aksi lempar pantun khas Melayu juga ditampilkan. Lempar pantun sudah diawali sejak Gubernur Riau dan Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural hendak menuju tribun kehormatan. Begitupun saat tamu-tamu undangan memberikan sambutan.

Acara pembukaan ditutup dengan aksi Tarian Rakyat Kolosal. Tarian ini menceritakan kehidupan sehari-hari. Menariknya, diakhir penampilan seluruh tamu undangan diajak menarik bersama di lapangan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik pelaksanaan Festival Pacu Jalur 2018. “Ini budaya tua. Pelaksanaannya pun keren. Setiap tahun selalu dipenuhi pengunjung. Pacu Jalur adalah salah satu festival terbaik di Indonesia,” katanya.

Hanya saja, Menpar mengingatkan agar aksesibilitas ditingkatkan. “Karena akses menjadi salah satu kunci untuk mendatangkan wisatawan. Semakin mudah lokasinya dijangkau, akan semakin banyak wisatawan yang hadir,” katanya.