Terkait Gempa Lombok, Menkes Sebut Para Korban Banyak Alami Patah Tulang

Terkait Gempa Lombok, Menkes Sebut Para Korban Banyak Alami Patah Tulang

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Belum lama berselang, duka kembali menghantui wilayah Lombok dan sekitarnya. Gempa yang mengguncang bagian tengah Indonesia tersebut kembali memakan korban tanpa memandang usia.

Tak hanya orang dewasa, para anak kecil pun turut menjadi korban amukan alam tersebut. Tentunya bencana yang berkepanjangan ini menjadi duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pasalnya, hingga saat ini, tercatat hampir 500 orang meninggal dunia dalam bencana gempa yang mengguncang Lombok dan sekitarnya. Alhasil masalah ini mengundang banyak perhatian masyarakat di tanah air.


Berbicara mengenai gempa Lombok, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menjadi salah satu orang yang sibuk untuk mengatasi kesehatan para korban bencana gempa.

Menteri Nila mengaku sangat sedih dengan bencana berkepanjangan yang terjadi di lombok. Meski demikian, ia mengaku telah bekerjasama dengan beberapa instansi terkait untuk membantu para korban di area pengungsian.

“Pertama-tama saya turut berdukacita atas bencana di Lombok yang terus berulang. Tadi malam saya mendapat pesan dari grup Whatsapp mengenai musibah yang melanda Lombok. Setelah mendengar kabar memilukan tersebut, kami langsung melakukan tektok dengan beberapa instansi terkait mengenai rencana apa yang akan dilakukan,” tutur Menteri Nila, pada puncak Peringatan Pekan ASI (PAS) 2018, di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (20/8/2018).

Meski demikian, Menteri Nila mengaku korban gempa yang terjadi pada 19 Agustus kemarin, tidak sebanyak sebelumnya. Pasalnya, sebagian besar penduduk telah mengungsi keluar pulau.

“Semua bantuan pasti akan turun untuk diberikan kepada para korban yang membutuhkan. Tetapi, untuk musibah yang baru saja terjadi, korbannya tidak sebanyak yang lalu. Pasalnya, mereka telah berlarian ke luar pulau,” tambahnya.

Menteri Nila mengaku bahwa sebagian besar cedera adalah patah tulang. Oleh sebab itu para dokter ortopedi dan anestesi telah diterjunkan untuk menangani masalah ini.

“Kondisi korban paling banyak adalah patah tulang. Tapi semuanya telah kami tangani dengan baik. Kami telah melakukan koordinasi dengan para dokter ortopedi dan anestesi untuk melakukan yang terbaik, terhadap pada korban,” tutupnya.