Dalam Sehari, Gunung Anak Krakatau Meletus 576 Kali

Dalam Sehari, Gunung Anak Krakatau Meletus 576 Kali

RIAUMANDIRI.CO, BANDAR LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, Provinsi Lampung meletus. Berdasarkan pengamatan dari pos pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG, selama sehari penuh Sabtu (18/8), meletus sebayak 576 kali. Tinggi letusan itu bervarasi mulai dari 100 meter hingga 500 meter dari puncak kawah.

"Selama 24 jam mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 576 kali kejadian dengan amplitudo 23-44 mm dan durasi letusann 19-255 detik," kata Kepala Pusat Penerangan Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Minggu (19/8).

Sutopo menambahkan letusan itu diserai dengan lontaran abu vulkanik, pasir, lontaran batu pijar dan suara dentuman. Pada malam hari, sinar api dan guguran lava pijar nampak dengan jelas. Hembusan pun berlangsung 80 kali kejadian dengan amplitudo 5-30 mm dengan durasi 10-80 detik.


Letusan tertinggi terjadi sekitar pukul 18.09 WIB. Pantauan dari Pos Pengamatan, letusan itu mencapai 500 meter atau sekitar 805 meter di atas permukaan laut. Erupsi itu terekam di seismogram dengana amplitudo maksimum 42 mm dengan durasi 2 menit 33 detik.

"Ini adalah letusan yang terbanyak kedua sejak adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada (18/6). Letusan terbanyak adalah sebanyak 745 kali letusan pada (30/6), kemudian letusan terbanyak kedua sebanyak 576 kali pada (18/8)," ucap Sutopo. 

Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan, meskipun terjadi letusan sebanyak 576 kali, tidak ada letusan yang besar yang menimbulkan dampak merusak. Letusan yang terjadi hanya kecil namun beruntun. Letusan tidak berpengaruh pada jalur penerbangan dan jalur pelayaran di Selat Sunda.

"Tidak ada peningkatan status gunung api. Status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (level II) dengan radius zona berbahaya di dalam radius 2 km. Bahkan status Waspada (level II) ini ditetapkan sejak 26 Januari 2012 hingga sekarang. Status waspada artinya aktivitas vulkanik di atas normal sehingga terjadinya erupsi dapat terjadi kapan saja. Tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitasnya di dalam radius 2 km," jelas Sutopo.

Sutopo meminta masyarakat tetap tenang. BPBD Provinsi Banten, BPBD Provinsi Lampung, PVMBG dan BKSDA telah melakukan langkah antisipasi. Yang penting masyarakat mematuhi rekomendasi tidak melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dari puncak kawah. Di luar itu aman.

"Justru sesungguhnya ini adalah peluang untuk wisata dan edukasi gunung api. Tidak semua negara memiliki gunung api. Indonesia memiliki 127 gunung api aktif. 13 persen gunung api aktif di dunia ada di Indonesia. 

Tinggal bagaimana kita menyikapi dan harmoni dengan alamnya. Selalu ada berkah di balik bahaya yang mengancamnya selama kita mengenali dan berada di tempat yang aman. Kita bisa mengemas paket wisata letusan Gunung Anak Krakatau sekarang. Apalagi legenda letusan Gunung Krakatau begitu mendunia," tutup Sutopo.