Menag Lukman Hakim Ingatkan 3 Tantangan NU di Era Masa Kini

Menag Lukman Hakim Ingatkan 3 Tantangan NU di Era Masa Kini

RIAUMANDIRI.CO, MEKAH - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin turut menghadiri acara silaturahmi NU se-dunia di Mekah, Arab Saudi. Lukman menyampaikan tiga tantangan NU di masa kini.

Lukman yang berada di Mekah selaku amirul hajj menyempatkan hadir acara silaturahmi yang digelar di Hotel Al Wehdah Tower 1, Jarwal, Mekah, Sabtu (18/8/2018). Turut hadir anggota kabinet kerja lainnya, Menristek Dikti M Nasir.

Di awal sambutannya, Lukman mengatakan konsep sebagaimana tertuang dalam Islam Nusantara yang digaungkan NU saat ini diperlukan karena banyak muncul paham-paham yang menyimpang. Menyimpang baik terlalu liberal maupun terlalu radikal dan puritan.


"Oleh karena itu kita perlu meneguhkan kembali, menggaungkan kembali nilai-nilai tawassuth, tawazun, i'tidal, dan tasamuh yang diajarkan NU," ujar Lukman.

Lukman lalu mengingakan tiga tantangan NU di era masa kini. Pertama mengenai wawasan sebagai faktor orang memiliki pandangan radikal maupun liberal.

"Tantangan itu adalah terkait dengan wawasan karena orang menjadi konservatif lalu menjadi begitu radikal atau katakanlah dia menjadi sangat tekstualis begitu puritan atau kemudian dia menjadi ekstrem itu karena wawasan pengetahuan maka menjadi kewajiban setiap warga NU untuk menebarkan pemahaman yang penuh dengan nilai-nilai tawassuth, tawazun, i'tidal, dan tasamuh yang selama ini menjadi nilai-nilai acuan NU," tutur Lukman.

Poin kedua adalah mengenai tantangan eksternal dalam hal ini politik. Lukman mengatakan ada kepentingan politik di balik munculnya paham yang radikal maupun liberal.

"Pasti ada kepentingan-kepentingan politik di mana di era globalisasi seperti ini lalu kemudian dengan leluasa, kalau kemudian dengan teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya maka paham-paham ini, paham-paham yang tidak sesuai dengan realitas ke-Indonesia-an itu bisa merasuk ke setiap anak bangsa," kata Lukman.

Poin selanjutnya atau poin ketiga merupakan poin yang tak kalah penting. Lukman meminta warga NU untuk bisa menyebarkan nilai-nilai NU dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran itu.

"Sehingga kita tidak terjebak pada perilaku yang ekstrem. Kadang-kadang menurut hemat saya, sebagian kita karena begitu fanatiknya karena terlalu semangatnya misalnya menjelaskan Islam Nusantara, atau mensosialisasikan nilai-nilai Nahdlatul Ulama, misalnya begitu semangatnya lalu kemudian menyalah-nyalahkan pihak lain. Maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya ingin mengajak kita semua untuk mari kita tetap mempublikasikan mensosialisasikan menebarkan nilai-nilai Nadhatul Ulama dengan cara yang sesuai," tutur Lukman.