Obor Jokowi Mati Dipolitisir, Ini Tanggapan PPP

Obor Jokowi Mati Dipolitisir, Ini Tanggapan PPP

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pendukung Prabowo Subianto menjadikan matinya obor Asian Games Presiden Joko Widodo sebagai isu politik. Sekjen PPP Arsul Sani mengumpamakannya sebagai tindakan berbau klenik.

"Sudahlah, nggak usah pakai isu klenik jika melihat sebuah kejadian," ujar Arsul di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018).

Dalam 'Kamus Besar Bahasa Indonesia' versi Kemendikbud, 'klenik' berarti 'kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal namun dipercayai oleh banyak orang'. Arsul sekali lagi menegaskan agar kubu Prabowo, yang berpasangan dengan Sandiaga Uno, tidak menggunakan cara-cara seperti itu.


"Jangan pakai ilmu kleniklah," tuturnya.

"Kalau saya kesandung terus nanti saya ditafsirkan ini tersandung apa, ada apa, ini kan repot," imbuh Arsul.

Sebelumnya diberitakan, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean ikut memviralkan video saat api obor Asian Games yang dibawa Jokowi mati. Dia menyebut negative campaign tidak salah di tahun politik.

"Politik itu adalah seni mengangkat diri dan seni menjatuhkan lawan. Bahkan politik boleh dan sah menggunakan narasi negatif untuk menjatuhkan lawan. Narasi politik saya seperti dalam tweet itu adalah masuk dalam narasi negative campaign, dan tidak salah," sebut Ferdinand.

"Di tahun politik, bahkan semut berderet pun bisa jadi narasi kampanye," sambungnya.

Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin mengkritik soal politisasi itu. Relawan Jokowi, Projo, menilai hal tersebut sebagai intrik dan propaganda.

"Janganlah momentum (Asian Games) ini dijadikan ajang untuk melalukan intrik dan propaganda. Indonesia harus jadi tuan rumah yang baik. Ini nama baik bangsa ini. Janganlah kita merobek-robek dada kita sendiri," kata Ketum Projo Budi Arie.