Fahri Hamzah: Pencapresan Prabowo Lebih Mulus Dari Jokowi

Fahri Hamzah: Pencapresan Prabowo Lebih Mulus Dari Jokowi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2019 akan jauh lebih mulus jika dibandingan dengan Joko Widodo (Jokowi) dan tidak mustahil Jokowi gagal menjadi capres.

Penilaian tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam bincang-bincang dengan wartawan, di Jakarta, Jumat (3/7/2018) malam.

Fahri beralasan, untuk pencapres Prabowo hanya tinggal membutuhkan 2 tandatangan.Dengan hanya berkoalisasi dengan satu partai, Prabowo sudah bisa maju sebagai capres.
 
“Prabowo bisa neken sendiri dan panggil Muzani (Sekjen Gerindra) untuk tandatangan dan berkoalisi dengan salah satu partai, selesai. Demokrart udah Ok. Prabowo hanya butuh 2 tandatangan saja, Ketum dan Sekjen Partai yang berkoalisi,” kata Fahri.


Berbeda dengan posisi Jokowi, kata Fahri, Jokowi harus mendapatkan 4 tandatangan, menimal dari 2 partai yang berkoalisi, yaitu masing-masing tandatangan ketua umum dan sekjen partai pengusung. "Itulah resikonya menjadi petugas partai," ujar Fahri Hamzah.

Bahkan kata Fahri, tidak mustahil Jokowi akan gagal menjadi Capres jika tidak ada titik temu dari partai yang berkoalisi dalam menentukan calon wakil presiden (cawapres).

"Masing-masing partai pengusung tentu menginginkan menjadi cawapres. Jika tidak ada titik temu maka koalisasi yang sudah terbangun bisa pecah. PDIP hanya berkoalisi dengan satu partai bisa mengusung pasangan baru. Begitu juga Golkar dengan berkoalisasi satu partai bisa pulang mengusung pasangan capres dan cawapres lain. Jadi kondisi seperti itu maka Jokowi bisa gagal menjadi capres," kata Fahri.

Menurut Fahri, kondisinya akan jadi berbeda jika gugatan atau judicial review yang diajukan Jusuf Kalla dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperperbolehkan kembali Jusuf Kalla menjadi cawapres.

"Jika Jusuf Kalla bisa lagi menjadi cawapres maka koalisi pendukung Jokowi yang ada sekarang akan berjalan dengan baik. Tapi sebaliknya jika MK menolak gugatan Jusuf Kalla, maka partai koalisi pengusung Jokowi bisa bubar dan Jokowi terancam gagal menjadi capres," kata Fahri Hamzah.     

Politisi dari PKS itu mengatakan berat bagi Jokowi bila kemudian Golkar keluar koalisi karena usulan cawapresnya tidak diterima. Sehingga menurutnya saat ini Jokowi sedang mempertimbangkan dengan matang siapa cawapresnya sehingga bangunan koalisi kokoh.

“Jadi, berat buat Jokowi, Anda kira gampang buat Pak Jokowi dapat tiket. Salah. Saya masih memprediksi bisa-bisa pecah kalau ini (PDIP-Golkar) pecah, Pak Jokowi enggak dapat tiket,” pungkasnya. 


Reporter: Syafril Amir



Tags Politik