Blok Rokan, Lapangan Migas Terbesar RI yang Jadi Rebutan

Blok Rokan, Lapangan Migas Terbesar RI yang Jadi Rebutan

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Kontrak PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan, ladang minyak terbesar di Indonesia akan berakhir 2021 mendatang. Meski belum usai, Chevron sudah mengajukan perpanjangan kontrak Blok Rokan kepada pemerintah.

Blok Rokan juga dilirik PT Pertamina (Persero). BUMN migas ini tertarik menggarap blok tersebut dengan ikut menyerahkan proposal ke Kementerian ESDM.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, proposal Chevron dan Pertamina masih diadu untuk memastikan siapa yang terbaik mengelola Blok Rokan ke depan.


"Lagi dievaluasi kan," ujar Djoko di Jakarta, Senin (30/7/2018).

Terdapat dua lapangan minyak raksasa di Blok Rokan, Riau. Kedua lapangan itu adalah Minas dan Duri. Lapangan Minas yang telah memproduksi minyak hingga 4,5 miliar barel minyak sejak mulai berproduksi pada 1970-an adalah lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.

Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta barel per hari (bph). Sekarang lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 bph. 

'Saudara' Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, juga salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude. 

Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 pada 2016 lalu masih mampu menghasilkan minyak hingga 256.000 bph, hampir sepertiga dari total produksi minyak nasional saat ini. Chevron sudah memegang kontrak Blok Rokan sejak 1971 atau 50 tahun lalu.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan rata-rata produksi Blok Rokan per 30 Juni 2018 tercatat sebanyak 207.000 bph. Hingga pekan lalu, rata-rata produksi meningkat tipis menjadi 211.000 bph.

"Hingga minggu lalu, sekitar 211.000 bopd," kata Wisnu.

Diperkirakan hingga akhir tahun, Blok Rokan mampu menghasilkan produksi 205.000-206.000 bph.