Kasus Penyerangan Kelompok Minoritas

Donald Trump Minta Pendukungnya Berhenti

Donald Trump Minta Pendukungnya Berhenti

NEW YORK (RIAUMANDIRI.co) - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump mengaku sedih mendengar laporan para pendukungnya mendalangi pelecehan dan intimidasi terhadap warga minoritas usai kemenangannya dalam pilpres. Karena itu, ia menegaskan supaya aksi itu dihentikan.

"Saya benci mendengarnya. Saya sangat sedih mendengarnya," tutur Trump dalam wawancara dengan wartawan CBS, Lesley Stahl, dalam acara '60 Minutes' dan dilansir CNN, Senin (14/11).

Wawancara dengan CBS itu merupakan wawancara pertama Trump dengan televisi AS setelah dia resmi menjadi presiden terpilih AS. Trump menanggapi pertanyaan Stahl yang menyebut semakin banyak warga Latin dan warga muslim di AS yang menjadi target intimidasi semenjak Trump memenangkan pilpres 8 November lalu.


"Dan saya katakan, 'Hentikan itu'. Jika itu -- jika memang itu membantu, saya akan mengatakan ini, dan saya akan mengatakannya langsung kepada kamera: 'Hentikan'," tegas Trump.

Stahl juga menyinggung soal banyaknya coretan slogan-slogan berbau rasialisme dan teriakan pesan-pesan merendahkan kepada warga minoritas, khususnya di sekolah-sekolah.

Pesan Trump itu menjadi pesan kuat untuk warga AS yang terpecah selama kampanye pilpres tahun ini. Kemenangan Trump dalam pilpres membuat banyak warga minoritas AS merasa takut dan khawatir akan masa depan mereka.

Beberapa hari terakhir, unjuk rasa anti-Trump terus digelar di puluhan kota besar AS. Trump awalnya mengecam unjuk rasa itu dengan menyebutnya tidak adil, namun kemudian berbalik memuji semangat para demonstran yang disebutnya besar dalam membela negara.

Trump sendiri mengaku melihat sejumlah kecil insiden, termasuk satu atau dua kejadian melibatkan hinaan berbau rasis kepada kaum minoritas, khususnya di sekolah-sekolah yang didominasi warga kulit putih.

"Saya akan mengatakan, jangan lakukan itu, itu buruk, karena saya akan membawa negara ini bersatu," ucap Trump.

Sedangkan soal demo anti-Trump, presiden terpilih AS berusia 70 tahun ini mempunyai komentar sendiri: "Saya pikir mengerikan jika itu terjadi. Saya pikir ini dipicu oleh pers karena, jujur, mereka akan memperhatikan setiap insiden kecil yang mereka temukan di negara ini, yang mungkin sudah ada sebelumnya. Jika saya tidak terlibat ini, dan mereka akan membesar-besarkannya karena itulah cara pers bekerja," tandas Trump. (dtc/sis)