Festival Pacu Jalur 2016 Tercoreng Aksi Brutal Atlit Jalur

Festival Pacu Jalur 2016 Tercoreng  Aksi Brutal Atlit Jalur

TELUK KUANTAN (riaumandiri.co)- Festival Pacu Jalur (FPJ) Tahun 2016 hari ketiga putaran kedua yang disaksikan ribuan pengunjung yang memadati tepian Narosa Teluk Kuantan, Sabtu (27/8) kemarin tercoreng adanya aksi brutal atlit jalur.

Peristiwa tersebut terjadi saat dua buah jalur usai berpacu memasuki pancang finis antara jalur Sijontiak Lawuik Pulau Tanamo, desa Pulau Jambu, Cerenti yang mengalahkan jalur Dewa Ruci Arung Samudera desa Pulau Sipan Kecamatan Inuman pada hilir ke 11 putaran kedua.

Usai jalur ini berpacu tiba-tiba saja sejumlah atlit jalur yang kalah tersulut emosinya seolah tidak menerima kekalahan, anak jalur Dewa Ruci terlihat berhamburan terjun dari jalurnya dan meninggalkan jalur yang masih mengapung ditengah sungai berusaha mengejar atlit jalur Sijontiak Lawuik. Sempat terjadi lempar-lemparan batu antara kedua anak jalur ini.

Namun sasaran pelemparan tersebut mengenai masyarakat yang menonton kabarnya anak kecil. Ternyata anak kecil yang terkena lemparan batu tersebut merupakan warga dari Pulau Komang Sentajo. Akibatnya atlit jalur dari desa Pulau Komang yang masih berada ditenda jalur mendengar ada warganya yang terkena lemparan salah sasaran ini mereka tidak terima.

Anak jalur dari Pulau Komang Sentajo ini mengamuk. Sejumlah atlit jalur terlihat mengejar jalur yang sudah ditinggalkan anak jalur Dewa Ruci dengan memukuli jalur Dewa Ruci ini dengan pendayung dan kayu.

Bahkan anak jalur dari desa Pulau Komang juga berusaha mencari atlit jalur Dewa Ruci yang melakukan pelemparan ke kerumunan penonton yang mengenai masyarakat mereka.

Dari informasi yang dihimpun Haluan Riau dilapangan, informasinya ada anak jalur dan pengunjung yang berdarah kena lemparan batu akibat terjadinya kericuhan dipancang finish. Aksi kejar-kejaran antara kedua anak jalur ini juga sempat terjadi dan disaksikan ribuan pengunjung yang memadati tangga batu ditepian Narosa. Pengunjung yang berada disekitar pulau dipancang finis lari berhamburan menyelamatkan diri dari aksi kericuhan ini. Suasana sempat mencekam dipulau bagian hilir desa Seberang Taluk.

Jalannya perpacuan sempat terhenti sekitar setengah jam. Aparat dari kepolisian dan TNI terlihat berlarian menuju kerumunan dan ada juga menyebrang dari tepian Narosa menuju pulau didesa Seberang Taluk untuk mengamankan lokasi. Kondisi baru mulai reda saat masyarakat setempat ikut mengamankan atlit jalur dan melerai aksi kericuhan tersebut, dibantu kepolisian dan TNI.

Jalur Dewa Ruci Arung Samudera yang ditinggalkan atlitnya, sempat beberapa menit mengapung ditengah sungai, tapi tak satupun panitia berusaha menyelamatkan jalur ini, sehingga jalur juga jadi sasaran atlit jalur dengan memukul menggunakan pendayung. Hal ini juga sempat disayangkan masyarakat yang menyaksikan.

"Kan jalur Dewa Ruci ini dari tadi mengapung ditinggalkan atlitnya, kenapa pompong panitia tak satupun ingin menyelamatkan jalur ini,"ujar sejumlah pengunjung yang kesal menyaksikan aksi brutal tersebut terjadi.

Sehingga jalur Dewa Ruci jadi sasaran atlit jalur yang marah dengan memukulkan pendayung kejalur,"kalau jalur ini tidak dibiarkan dan cepat diselamatkan pasti tidak akan ada anak jalur yang merusak jalur ini,"ujar pengunjung.

Puas memukuli jalur Dewa Ruci ini, jalur ini sempat dibawa ke kajang jalur desa Pulau Komang, setelah kondisi aman baru jalur ini diselamatkan oleh panitia dibawa menuju pancang star dikawal oleh kepolisian dan TNI.

Saat terjadinya kericuhan Bupati Kuansing H Mursini yang berada di tribun VIP sempat memberi himbauan menggunakan mikropon agar atlit jalur menahan diri menjaga suasana tetap tenang dan tidak terprovokasi.

"Kami menghimbau masyarakat dan pengunjung yang ada dialiran sungai jaga keamanan dan kenyamanan, masyarakat yang ada disekitar dapat aman menyaksikan pacu jalur,"himbaunya.

Kapolres Kuansing AKBP Dasuki Herlambang melalui Kasat Reskrim Akp Imron Teheri saat ditanya berapa korban dalam kericuhan saat pacu jalur sore tadi,"kita masih dilapangan, belum diketahui berapa jumlah pastinya,"kata Imron. Dirinya mengakui ada korban dalam kericuhan tadi tapi belum bisa disampaikan jumlahnya karena masih didata.

Satu Jalur Mundur Dari Perpacuan

Kejadian lain juga terjadi pada pacu jalur tahun ini, pada putaran kedua jalur Juragan Kuantan RAPP desa Sebarang Gunung, Kecamatan Gunung Toar yang berhadapan dengan jalur Siposan Rimbo RAPP mundur dari gelanggang perpacuan.

Mundurnya jalur Juragan Kuantan RAPP ini memuluskan langkah jalur Siposan Rimbo RAPP melaju ke hari keempat. Informasi yang dihimpun Haluan Riau dilapangan, kedua jalur ini saat berputar dipancang star sempat bersenggolan, dimana jalur Siposan Rimbo mengenai jalur Juragan Kuantan. Insiden ini hampir terjadi gesekan, beruntung kedua anak jalur bisa menahan emosi.

Usai jalurnya terkena senggolan, jalur Juragan Kuantan RAPP balik ke kajangnya usai berulangkali gagal dilepas saat akan berlawanan dengan jalur Siposan Rimbo RAPP. Tidak sempat berpacu jalur ini akhirnya pulang dengan membuka kajangnya kesal dengan sikap jalur Siposan Rimbo RAPP yang sengaja tidak mau dilepas padahal sudah berulang kali.rob