Masuk 4 Besar Penimbun Uang di Bank

Presiden Kecewa, Dana Riau Mengendap Rp2,8 Triliun

Presiden Kecewa, Dana Riau Mengendap Rp2,8 Triliun

JAKARTA (riaumandiri.co)-Presiden Joko Widodo tak mampu menyembunyikan rasa kecewanya, ketika mengetahui banyak anggaran yang ditransfer ke daerah, justru mengendap di perbankan. Yang cukup mengejutkan, Provinsi Riau termasuk di dalamnya.


Riau bahkan tercatat sebagai provinsi keempat terbesar, yang menimbun dana di bank. Total dana Riau yang masih mengendapat di bank saat ini mencapai Rp2,8 triliun.


Sedangkan posisi pertama adalah DKI Jakarta, disusul Jawa Barat serta Jawa Timur di tempat ketiga dan Riau di posisi keempat. (selengkapnya lihat tabel, red).



“Saya sudah diminta Menkeu (Sri Mulyani Indrawati) untuk ungkap saja, (maka) saya ungkap,” ujar Presiden Jokowi, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional VII Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPID)  2016, Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Kamis (4/8).


Dikatakan, pihaknya sangat menaruh perhatian pada percepatan pencairan anggaran,  baik di pusat maupun di daerah. Jika anggaran pemerintah cepat cair, maka akan semakin banyak uang yang beredar di masyarakat dan pada akhirnya akan menggerakan perekonomian.


Apabila Pemda masih membandel, tegasnya, Jokowi mengancam Presiden akan menyalurkan anggaran transfer ke daerah dalam bentuk surat berharga (obligasi), seperti yang telah dilakukan untuk beberapa kabupaten/kota.

“Beberapa kabuten/kota sudah mulai kami terbitkan surat utang. Kalau masih gede-gede (simpanannya) seperti ini dan tidak bergerak apa-apa, ya surat utangnya akan semakin banyak,” ujarnya.

Langkah tegas itu dilakukannya guna menyiasati kondisi perekonomian yang masih melemah.

“Kita mulai manajemen yang sangat ketat saat ini. Dengan kondisi perekonomian global yang masih belum baik maka kita harus seperti ini,” ujarnya.

Segera Diserap Ketika dikonfirmasi terkait hal itu, Asisten II Setdaprov Riau, Masperi, mengakui anggaran yang tertimbun di bank tersebut benar adanya.

Namun anggaran tersebut segera terserap menjelang akhir tahun. Pihaknya memperkirakan, pada akhir tahun nanti, dana yang masih tersimpan di bank hanya tersisa Rp300 miliar.

"Dana itu memang ada kita simpan di bank. Itu untuk pelaksanaan APBD 2016, terutama berkaitan untuk belanja modal. Namun anggaran itu akan kita pakai juga sampai akhir tahun ini akan berkurang," terangnya.

Lebih lanjut, Masperi menuturkan, dalam waktu dua bulan ke depan, anggaran yang masih mengendap itu akan berkurang sebesar Rp1,2 triliun. Selanjutnya sisa anggaran sebesar Rp1,6 triliun lagi akan dilanjutkan pencairannya pada bulan berikutnya hingga Desember sebesar Rp1,5 triliun lebih.

"Sebenarnya dari Rp2,8 triliun yang ada di bank tersebut sudah menyusut bila rekanan kontraktor mau mengambil pembayaran termen satu dan dua, setelah SPK ditandatangani. Namun karena tidak diambil, sehingga dana tersimpan itu pun tak bergerak yang akhirnya memengaruhi serapan realisasi," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi, mengatakan, ia pada prinsipnya belum mengetahui jelas tentang anggaran yang tersimpan di Bank. Namun ia akan mempelajarinya terkait anggaran yang tersimpan.

"Saya belum begitu jelas anggaran yang tersimpan. Silakan dulu tanyakan ke Kepala BPKAD," singkat Ahmad Hijazi, yang baru dilantik 4 hari sebagai Sekdaptob Riau definitif. (nur, cnn)