Mengenang 100 Hari Wafatnya Hj Mukhniarti Basko

"Siapkan Amal Baik dan Jangan Takut Mati"

PEKANBARU (riaumandiri.cio)-Setiap manusia bernyawa akan menemui kematian, yang tak bisa diduga kapan akan terjadi. Meski demikian, orang yang sudah pergi meninggakan dunia bukan berarti telah meninggal. Melainkan tetap hidup di sisi Allah SWT dan mendapatkan rezeki dari Allah SWT  secara alam rohani sampai datang hari kiamat kelak.

Demikian disampaikan ustad Hanafi, saat menyampaikan tausiah pada acara mengenang 100 hari wafatnya Hj Mukhniarti Basko, yang digelar di kediaman H Basrizal Koto, Jalan Diponegoro Nomor 9 Pekanbaru, Jumat(6/5) malam.

Tampak hadir dalam acara itu Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldi Jusman, mantan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah, mantan Ketua DPRD Riau Chaidir, Ketua PWI Riau H Dheni Kurnia, Ketua KNPI Riau Ari Nugroho, Ketua KNPI Pekanbaru Ade Fitra, pengurus Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR), Persatuan Keluarga Daerah Piaman

(PKDP), LIMKO, LIMPUR, Kampung Ladang dan undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Hanafi menekankan, kaum muslimin jangan pernah takut menghadapi kematian, karena peristiwa itu pasti akan datang. Namun demikian, untuk menghadapi kematian, seluruh kaum muslimin juga harus mempersiapkan diri, khususnya dengan memperbanyak amal baik. "Sehingga ketika ajal menjemput, kita sudah siap memenuhi panggilan Yang Maha Kuasa," ingatnya.

Begitu juga dengan almarhumah Hj Mukhniarti Basko, yang secara pandangan dunia, melihat semua yang dilakukan keluarga dan handai taulan yang mengikuti kegiatan tahlilan tersebut.

"Secara pandangan akhirat, almarhumah akan bertemu dengan saudara dan keluarganya yang juga telah meningal dunia sesuai dengan ketentuan dan aturan Allah. Jangan pernah takut akan mati, persiapkanlah semua amal baik selama kita masih hidup didunia, bersabar bila mendapat musibah serta menyerahkan diri dan tabah menghadapi ujiannya. Sebaik- baiknya manusia adalah yang bisa berbagi sesama atas nikmat dan rezeki yang diperolehnya selama hidup di dunia," ucapnya.

Lebih lanjut, ustad Hanafi juga mengajak seluruh hadirin mendoakan almarhumah agar diberikan tempat yang layak di sisi Allah SWT.

Menurutnya, tidak ada kerugian bagi kaum muslimin yang selalu melakukan amal baik semasa hidupnya. Begitu pula halnya dengan almarhumah Hj Mukhniarti Basko, yang dikenal sering membantu sesama. Dikatakan Hanafi, perbuatan baik yang dilakukan seseorang, akan selaku dikenang. "Jangan pernah melupakan kebaikan sesama manusia, tapi lupakanlah setiap keburukan dari manusia itu sendiri," tambahnya.

Selain mengulas tentang kematian, Ustad Hanafi juga memberi pencerahan dan gambaran tentang peristiwa Isra Mikraj dan  menyambut bulan Suci Ramadan. Hal itu disampaikannya mengingat pada Jumat kemarin juga bertepatan dengan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tidak beberapa lama lagi, kaum muslimin juga akan memasuki bulan paling suci, yakni Ramadan.

Terima Kasih
Sementara itu, H Basrizal Koto dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada seluruh yang hadir untuk membacakan ayat Suci Alquran dan memanjatkan doa kepada almarhumah dalam acara 100 hari kepergian istrinya tercinta.

Basko mengatakan, ia bersama keluarga besarnya sangat menghargai ketulusan kepada semua pihak, yang telah ikut mendoakan almarhumah. Menurutnya, hal itu tampak Sejak hari pertama, kedua, dan ketiga lalu disusul dengan hari ketujuh, keempatpuluh dan saat tahlilan 100 hari wafatnya Hj Mukhniarti. Menurutnya, ia bersama keluarga besar sangat menghargai ketulusan tersebut.

"Tak terasa sudah 100 hari ibu meninggalkan kita semua, banyak kenangan suka dan duka kami lewati bersama. Sepantasnya saya menyebut almarhumah sosok wanita hebat yang pernah mendampingi hidup saya. Mari kita doakan semoga amal ibadahnya diterima Allah dan diberikan kelapangan di alam kuburnya," kata Basko, begitu pengusaha sukses itu disapa.

Sebelumnya, juga dilaksanakan tahlilan diiringi doa yang dilakukan pihak keluarga besar H Basrizal Koto, dan undangan lain. Termasuk anak-anak dari empat panti asuhan, yang juga ikut diundang untuk berdoa bersama. Mereka berasal dari Panti Asuhan Aisyiah, Panti Asuhan Putra Muhammadiyah, Sri Mujinab dan salah satu pesantren yang ada di Kota Pekanbaru.

Sebelum pulang, mereka satu persatu bersalaman dengan tuan rumah H Basrizal Koto bersama keluarga, sembari menerima souvenir berupa kain sarung untuk pria dan mukena untuk wanita. (her)