Maret-April Diprediksi Puncak Hujan

Maret-April Diprediksi Puncak Hujan

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Masyarakat Riau tampaknya masih harus tetap waspada menyikapi kemungkinan terjadinya banjir. Hal itu disebabkan musim hujan belum terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, memprediksi puncak hujan akan terjadi pada Maret hingga April mendatang.

Seperti diketahui, banjir yang melanda Riau saat ini disebabkan meluapnya sejumlah sungai besar di Bumi Lancang Kuning.

Yakni Sungai Kampar, Sungai Kuantan atau Indragiri, Sungai Rokan dan sejumlah anak sungai lainnya. AKibatnya, banjir menghantam sejumlah kabupaten, yakni Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu dan Pelalawan. Meluapnya air sungai tersebut juga disebabkan curah hujan yang tinggi sejak beberapa waktu belakangan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengingatkan masyarakat Riau untuk tetap waspada di penghujung musim hujan. Dari dari prakiraan pihaknya, puncak hujan akan terjadi pada Maret dan April mendatang.

Sementara itu, untuk mengantisipasi korban dan kerugian yang muncul akibat banjir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau dengan mengirimkan informasi hasil prakiraan perkembangan cuaca. Langkah ini ditempuh dengan harapan seluruh daerah, terutama di daerah rawan banjir dan longsor, meningkatkan kewaspadaan.

"Kita juga sudah koordinasi dengan BMKG dan pemerintah kabupaten/kota di Riau untuk lebih waspada. Terumata di daerah rawan banjir dan longsor," terangnya.

Luar Biasa
Sejauh ini, dampak yang muncul akibat banjir di sejumlah kabupaten di Riau, terhitung luar biasa. Data di Pemprov Riau mencantumkan, setidaknya sebanyak 150 ribu warga terpaksa  dievakuasi, karena banjir telah merendam sekitar 35.678 rumah di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Jumlah itu belum termasuk perkembangan banjir yang saat ini terus mendera Indragiri Hulu dan Pelalawan.

Tidak hanya itu, banjir juga membuat ribuan ternak mati. Di antaranya, 22.555 ekor ayam, 1.140 ekor sapi dan bobolnya 75 kolam budidaya ikan lele dengan berat mencapai puluhan ton.

Sedangkan dari sektor pertanian, banjir telah merendam areal persawahan seluas 10.583 hektare. Dari jumlah itu, areal persawahan yang gagal panen alias puso, mencapai 2.481 hektare. Yang paling parah terjadi di Kuantan Singingi, di mana areal persawahan seluas 1.014 hektare mengalami gagal panen.

Kunjungi Inhu
Sementara itu, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, direncanakan akan mengunjungi masyarakat korban banjir di Indragiri Hulu, hari ini (Kamis, 18/2). Peninjauan dilakukan di lima kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Kelayang, Pasir Penyu, Rengat, Kuala Cenaku dan Sungai Lala.

"Besok (hari ini, red) Pak Plt Gubernur bertolak ke Inhu melihat kondisi banjir di sana," ujar Kepala Biro Humas Setdaprov Riau, Darusman.

Rencananya, Plt Gubernur Riau akan didampingi Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Riau Syarifuddin, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Edwar Sanger dan sejumlah pejabat di Lingkungan Pemprov Riau.

"Nanti di situ, rombongan juga akan disambut Bupati Inhu bersama pejabat terkait lainnya," ungkap Darusman.

Dijelaskan Darusman, banjir di Inhu telah menelan korban jiwa bernama Abdul Kadir, 65, warga Kecamatan Kelayang yang terbawa arus. Tingginya curah hujan di Inhu menyebabkan Sungai Indragiri meluap. Sedangkan banjir di Kabupaten Kampar mulai surut. Sebelumnya, banjir di Kampar juga telah menelan tiga korban jiwa.

Dua korban banjir di Kampar, Marzuki, 50, warga Desa Ranah tewas tergelincir saat hendak menyelamatkan keluarganya dari terjangan banjir. Seorang korban lagi, Roni Fadillah, 18, warga Desa Alam Panjang tewas karena tidak bisa berenang.

"Untuk itulah Bapak ingin mematikan warga mendapatkan bantuan atau tidak. Plt Gubri sangat prihatin dengan bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Riau," tambahnya. (nur, rtc)