TAHUN 2016 MENDATANG

OJK Targetkan Inklusi Keuangan Tumbuh 5 Persen

OJK Targetkan Inklusi Keuangan Tumbuh 5 Persen

JAKARTA (HR)-Tingkat inklusi keuangan atau akses penduduk terhadap industri keuangan tercatat masih rendah. Pada 2013 saja, hanya 21,8 persen penduduk Indonesia yang mendapatkan akses ke industri keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun saban tahun memasang target pertumbuhan akses keuangan minimal 2 persen. Tahun ini, misalnya, akses keuangan naik penduduk ditargetkan tumbuh 4,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,16 persen.

Setelah dua kali melampaui target tahunan, tahun depan OJK memasang target lebih tinggi. Harapannya semua kendala yang menyangkut akses masyarakat ke lembaga keuangan bisa lebih cepat terselesaikan.

Maklum, di antara negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Filipina, Indonesia masih berada di posisi paling bontot dalam masalah ini.

"Tahun depan target dinaikkan menjadi 5 persen," kata Kusumaningtuti selaku anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Rabu (30/12).

Menjelang tahun 2016, OJK sudah pasang kuda-kuda dengan mendirikan Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan Akses Keuangan UMKM (PELAKU) di 35 kantor OJK yang tersebar di daerah.

Rencananya, aktivasi PELAKU akan mulai di awal tahun 2016. "Nanti di setiap PELAKU akan dibentuk tim, namanya percepatan akses keuangan daerah," kata Kusumaningtuti.

Tim tersebut dikomando oleh ketua OJK wilayah setempat dengan anggota terdiri dari Bank Indonesia daerah, bank, lembaga keuangan non bank, ketua asosiasi industri dan usaha setempat.

Kusumaningtuti menyebutkan, masalah akses keuangan bukan melulu karena masyarakat belum melek tentang lembaga keuangan, tapi seringkali banyak produk yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.

Dengan adanya tim ini OJK berhadap akan dapat mengidentifikasi masalah akses tersebut dan tim akan membantu mencari solusi agar pelaku usaha mendapat akses ke lembaga keuangan.

"Tim ini untuk memfasilitasi dan mempertemukan pelaku usaha dengan lembaga keuangan sehingga bisa mempercepat akses mereka karena masalahnya sudah teridentifikasi," ungkap Kusumaningtuti.(kon/mel)