59 Desa Deklarasi SBS

59 Desa Deklarasi SBS

TAPUNG (HR)– Lima Puluh Sembilan Desa di Kabupaten Kampar mendeklarasikan masyarakatnya Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan telah memiliki akses jamban sehat. Deklarasi ini merupakan rentetan kegiatan dalam memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 51 tahun 2015 yang dipusatkan di Lapangan bola kaki di Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung, Jumat (20/11).

Selain Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 51 dan Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan juga sekaligus peringatan hari jadi Desa Sari Galuh ke 27.

Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Kampar Dr. M Haris dalam laporannya mengatakan deklarasi SBS bukanlah hal yang mudah. Di sini kita semua dituntut untuk merubah pola pikir masyarakat untuk hidup sehat.

“Perlu komitmen semua lapisan untuk bisa mencapai kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan atau yang biasa disebut SBS serta  dukungan konkret dari pemerintah daerah. Deklarasi ini menyatakan  bahwa perilaku buang air besar sembarangan sudah tidak lagi dilakukan masyarakat, kita mengapresiasi komitmen ini,” ujar M. Haris.

M.Haris menambahkan, selama ini masyarakat banyak salah persepsi. Masyarakat beranggapan SBS itu cuma disembarang tempat atau di jalan, akan tetapi sebenarnya tempat pembuangan salurannya kebanyakan banyak yang salah, masyarakat banyak membuat saluran pembuangannya ke kolam dan ke sungai.

“Target dari pemerintahan pusat sendiri tahun 2019 tidak ada lagi buang air besar sembarangan,” tambahnya.

Sementara Bupati Kampar H. Jefry Noer menyampaikan bahwa kesehatan sekarang tidak bisa kita anggap enteng, karena banyaknya makanan-makanan ringan yang dijual dipasaran mengandung unsur kimia.

“Pemkab Kampar sudah menyiapkan strategi untuk mengatasi masalah kesehatan yaitu dengan menggalakkan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE), nantinya di RTMPE itu masyarakat memakan sayur mayur tidak lagi menggunakan pupuk kimia lagi karena sudah pakai pupuk organik,” kata Jefry.

Lebih lanjut Jefry berharap, peran Puskesmas Pembantu juga sangat dibutuhkan dalam mencanangkan Stop Buang Air Besar Sembarangan, biar tidak ada lagi masyarakat itu yang buang air besar sembarangan. Sebenarnya masyarakat itu cuma kurang sosialisasi.

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili Direktur Penyehatan Lingkungan Imron Agus Nur Ali mengatakan bahwa dampak dari kebiasaan BABS dimasyarakat mengakibatkan tingginya penyakit menular seperti diare dan penyakit lainnnya.

Lewat program ini masyarakat akan membangun jamban sendiri, ini dimaksudkan untuk terus menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang air besar sembarangan guna mencapai hidup sehat.

Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan adanya perubahan perilaku di masyarakat, salah satu metode yang telah dilakukan dengan motode pemicuan yang bertujuan bagaimana masyarakat bisa berubah dengan kesadaran sendiri mampu untuk membuat jamban sehat sedemikian rupa untuk mengajak masyarakat yang belum punya jamban agar dengan kesadaran sendiri membuat jamban dirumah mereka masing-masing.

Turut hadir juga Kadis Kesehatan Provinsi Riau Andra Safril, Ketua TP-PKK Kabupaten Kampar Hj Eva Yuliana, beserta kepala SKPD dan Camat di lingkungan Pemkab Kampar. (adv/humas)