Monumen AirAsia di Pangkalan Bun

Diberi Nama Monumen Keselamatan

Diberi Nama Monumen Keselamatan

Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berencana membangun monumen untuk mengenang tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Monumen yang rencananya akan diberi nama Monumen Keselamatan itu akan dibangun di Kecamatan Pangkalan Bun.

Pemilihan pembangunan monumen di Pangkalan Bun dilakukan karena Kecamatan tersebut dijadikan sebagai posko utama misi operasi SAR AirAsia. Tak hanya Pemda yang memberikan banyak kontribusi, para warga setempat pun juga memberi banyak kontribusi dan simpati dalam hal ini.

"Ini bentuk kepedulian kita dari Pemkab dan masyarakat," ujar Bupati Kobar Ujang Iskandar di Pangkalan Bun, Kota-waringin Barat, Kalteng, Jumat (15/1) petang.

Ujang berencana akan meminta bangkai pesawat jenis Airbus 320 itu jika investigasi KNKT telah selesai. Meski disebut Pemda Kobar harus meminta izin dari pihak Asuransi AirAsia mengenai kepemilikan bang-kai pesawat.

"Kemarin ketua KNKT setuju, sekalian buat namanya jadi Monumen Keselamatan, nanti kita buat agenda tahunan, kita akan undang semua maskapai (penerbangan)," kata Ujang.

Melalui Monumen Keselamatan, Ujang menginginkan agar Pangkalan Bun dijadikan pusat pertemuan bagi maskapai dalam rangka meningkatkan keselamatan penerbangan di dunia. Dalam acara tahunan yang direncanakan itu, bukan hanya pihak maskapai yang akan dilibatkan.

"Monumen keselamatan kita jadikan sebagai tempat berkumpul. Kita sharing-sharing di situ. Nanti kami siapkan lahannya, kita minta bangkainya," tutur Ujang.

Pemda Kobar pun berencana akan mengundang keluarga korban QZ8501, dan juga beberapa pihak lainnya. Logo AirAsia di bangkai pesawat bisa saja dihilangkan jika pihak mas-kapai tidak berkenan.

"Kalau nggak mau ada (logo atau tulisan) AirAsia-nya kita tutup. Nanti tiap tahun kita adakan pertemuan, doa, seminar keselamatan. Kita undang dari keluarga, maskapai, Kemenhub dan lainnya," ujang menuturkan.

"Ujang pun berharap agar kegiatan yang direncanakan menjadi agenda tahunan, momen tersebut bisa dijadikan sebagai ajang pengharapan bagi masyarakat," tukas Ujang.

"Itu sebagai tempat evaluasi pengharapan. Supaya orang selalu ingat terus (insiden AirAsia) dan agar masyarakat dan petugas bisa mengutamakan keselamatan penumpang," tutupnya.(okz/rin)