Rencana Liburan Akhir Tahun 3 Hari 2 Malam di Jepang Pasti Puas

Rencana Liburan Akhir Tahun 3 Hari 2 Malam di Jepang Pasti Puas

Riaumandiri.co - Jepang terus menjadi destinasi wisata favorit dunia, terutama pada periode akhir tahun ketika suasana musim dingin menyatu dengan tradisi lokal. Pada bulan Desember, Negeri Sakura menyuguhkan kombinasi gemerlap lampu, perayaan pergantian tahun, serta kuliner hangat yang memanjakan selera. Dengan suhu rata-rata sekitar 6 derajat Celsius di wilayah tengah, liburan singkat selama 3 hari 2 malam tetap dapat dijalani dengan nyaman.


Bagi pelancong yang ingin menjelajahi tiga kota utama—Tokyo, Kyoto, dan Osaka—tersedia panduan lengkap yang mencakup atraksi utama, aktivitas budaya, serta pengalaman kuliner khas. Rangkaian perjalanan dirancang agar tiap hari menampilkan sisi berbeda dari Jepang, mulai dari modernitas metropolitan hingga keanggunan tradisional.



Hari pertama dimulai di Tokyo, kota yang berubah menjadi “kota cahaya” pada bulan Desember. Seluruh kawasan utama seperti Shibuya, Shinjuku, Roppongi, hingga Marunouchi dipenuhi instalasi iluminasi berwarna-warna, menciptakan panorama visual yang memukau. Lampu-lampu tersebut tidak hanya menghiasi jalan-jalan, tetapi juga menjadi latar belakang foto-foto wisatawan yang berbondong-bondong mengunjungi pusat kota.


Malam tanggal 31 Desember menyajikan dua agenda wajib. Pertama, pertemuan doa Tahun Baru di Kuil Zojo ji dimulai pukul 23, di mana wisatawan dapat membakar jimat lama sebagai ungkapan rasa syukur. Kedekatan lokasi dengan Tokyo Tower memungkinkan pengunjung menyaksikan hitungan mundur spektakuler serta pertunjukan cahaya dari menara ikonik tersebut. Kedua, parade di Kuil ji Inari dimeriahkan oleh pria, wanita, dan anak-anak yang mengenakan topeng rubah atau riasan khas kitsune, menampilkan atmosfer unik berbaur budaya tradisional.


Dengan cuaca cerah dan udara yang dingin namun tidak menusuk, hari pertama menjadi pembuka yang ideal untuk merasakan semangat akhir tahun di Jepang. Para wisatawan dapat menikmati kesejukan malam sambil mengagumi panorama kota yang bersinar, sekaligus meresapi makna spiritual yang ditawarkan oleh ritual-ritual keagamaan.


Hari kedua beranjak ke Kyoto, kota klasik yang sarat dengan warisan budaya. Suhu di sini mencapai maksimum sekitar 12 derajat Celsius, sehingga banyak aktivitas indoor yang tetap hangat. Pengunjung dapat mencicipi teh tradisional bersama geisha, mencoba mengenakan kimono elegan, mengikuti pengalaman ninja interaktif, serta mempraktikkan seni pedang Jepang yang memukau. Setiap kegiatan dirancang untuk memberikan kedalaman pengalaman budaya kepada turis.


Puncak perayaan di Kyoto terjadi pada pembunyian lonceng di Kuil Chionin, sebuah ritual yang melambangkan harapan dan keberuntungan untuk tahun yang akan datang. Suara lonceng yang menggema melintasi kota menambah kesan sakral dan menenangkan, sekaligus menghubungkan generasi lama dengan generasi muda dalam satu momen kebersamaan.


Hari ketiga menutup rangkaian perjalanan di Osaka, kota yang dikenal dengan kuliner jalanan dan energi kosmopolitan. Wisatawan dapat menyusuri distrik Dotonbori yang dipenuhi neon, mencicipi takoyaki serta okonomiyaki khas, dan menikmati atmosfer santai sebelum kembali ke tanah air. Keseluruhan itinerary membuktikan bahwa tiga hari singkat dapat memberikan gambaran lengkap tentang keindahan, keragaman, dan kehangatan budaya Jepang pada musim akhir tahun.(MG/FRA)



Berita Lainnya