Rancangan Perdamaian dari Trump Picu Kekhawatiran Baru di Ukraina

Rancangan Perdamaian dari Trump Picu Kekhawatiran Baru di Ukraina

Riaumandiri.co - Sebuah rancangan perdamaian yang berasal dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kontroversi karena dinilai merugikan Ukraina dan justru memberi keuntungan strategis bagi Rusia. Dilansir dari Kompas, rancangan itu meminta Ukraina menyerahkan beberapa wilayah yang kini dikuasai Moskwa serta memangkas lebih dari setengah kekuatan militernya.

Menurut sumber yang berbicara kepada AFP, usulan tersebut secara tidak langsung mendorong Ukraina untuk “mengalah” pada tuntutan Rusia—syarat yang sejak awal selalu ditolak Kyiv karena dianggap setara dengan penyerahan diri. Proposal ini juga disebut mirip dengan syarat yang selama ini diajukan Rusia untuk menghentikan perang.

Di tengah munculnya rancangan tersebut, Ukraina kembali diguncang serangan mematikan. Rudal Rusia menghantam Kota Ternopil yang berada jauh dari garis depan, menewaskan 26 orang termasuk tiga anak. Serangan tersebut menjadi salah satu yang paling berbahaya di wilayah barat Ukraina sejak invasi 2022.


Upaya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membuka kembali ruang dialog dengan pemerintahan Trump melalui kunjungan mendadak ke Turkiye pun belum menunjukkan hasil. Dilaporkan bahwa utusan AS yang diharapkan hadir untuk membahas langkah perdamaian justru batal datang.

Isi Usulan Gencatan Senjata

Dikutip dari Kompas, sumber yang mengetahui rancangan tersebut menyebut isinya mencakup pengakuan atas Crimea dan wilayah lain yang direbut Rusia, pengurangan jumlah tentara Ukraina hingga 400.000 personel, serta penghapusan seluruh senjata jarak jauh.

Sumber itu mengatakan “Nuansa pentingnya adalah kami tidak memahami apakah ini benar-benar inisiatif Trump atau orang-orang di sekelilingnya.”

Ia menambahkan bahwa hingga kini “masih tidak jelas apa yang diharapkan dilakukan Rusia sebagai imbalan.”

Pada saat yang sama, Sekretaris Angkatan Darat AS Daniel Driscoll tiba di Kyiv memimpin delegasi Pentagon untuk bertemu pejabat Ukraina, termasuk Menteri Pertahanan Denys Shmygal, guna mencari celah penyelesaian konflik. Hal ini dilaporkan oleh CBS News dan dikutip dari Kompas.

Sebelumnya, Axios memberitakan bahwa Moskwa dan Washington disebut tengah menyusun rencana rahasia untuk mengakhiri perang yang segera memasuki tahun keempat. Kremlin kemudian menolak berkomentar, hanya menyatakan belum ada perkembangan baru dalam pembicaraan terkait penyelesaian damai.(MG/AND)




Berita Lainnya