Studi Baru: Makanan Ultraprocessed Tingkatkan Risiko Polip Usia Muda
Riaumandiri.co - Kasus kanker kolorektal pada orang muda semakin banyak terjadi di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat. Sementara itu, konsumsi makanan yang sangat diproses juga meningkat dengan tajam, dan saat ini mencapai sekitar 70% dari total makanan yang tersedia di AS. Banyak penelitian telah mengaitkan tren ini dengan peningkatan risiko kanker usus, dan sebuah studi terbaru menunjukkan hubungan tersebut lebih lanjut.
Studi terbaru ini mengungkapkan bahwa mengkonsumsi makanan yang sangat diproses dapat berkontribusi pada kemungkinan munculnya adenoma kolorektal yang tidak bersifat kanker, yaitu polip di rektum dan usus besar yang berpotensi berubah menjadi kanker. Porsi terbesar dari makanan yang sangat diproses berasal dari roti, makanan sarapan siap saji, saus dan bumbu yang dikemas, serta minuman manis atau yang mengandung pemanis buatan.
Dalam penelitian tersebut, peserta yang mengonsumsi sekitar sepuluh porsi makanan yang sangat diproses setiap hari memiliki 45% kemungkinan lebih tinggi mengembangkan polip sebelum mencapai usia 50 tahun, dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi sekitar tiga porsi. Studi ini mengikuti lebih dari 29. 100 perawat wanita selama durasi rata-rata 13 tahun dan dipublikasikan di jurnal JAMA Oncology.
Walaupun hubungan sebab-akibat belum dipastikan, para peneliti menganggap hasil ini memberikan petunjuk penting mengenai bagaimana makanan mempengaruhi kesehatan usus. Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian juga mengajak publik untuk mengurangi konsumsi makanan yang sangat diproses dan beralih ke bahan makanan segar, utuh, dan kurang diolah.
Makanan yang sangat diproses biasanya rendah serat, tinggi gula tambahan, lemak, garam, dan berbagai aditif dari industri. Ramuannya dirancang agar lebih awet dan menarik, tapi bisa berdampak negatif pada mikrobioma usus, memicu peradangan kronis, dan menghasilkan zat beracun saat dicerna.
Polip sering kali tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat terlihat jika ukurannya besar, seperti ketika mengalami tinja yang berdarah, nyeri, anemia, atau sembelit akibat sumbatan. Dokter merekomendasikan agar pemeriksaan dilakukan mulai usia 45 tahun atau lebih awal jika ada riwayat keluarga.
Meskipun ada beberapa batasan dalam metode penelitian, hasilnya tetap menunjukkan pola yang jelas: semakin banyak makanan yang sangat diproses yang dikonsumsi, semakin tinggi risikonya. Temuan ini menambah bukti yang mengingatkan kita bahwa pola makan saat ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kesehatan usus.(MG/AND)