Cara Tulis Esai Seperti Chofifah, Mahasiswa Unair Raih Beasiswa Unggulan

Cara Tulis Esai Seperti Chofifah, Mahasiswa Unair Raih Beasiswa Unggulan

RIAUMANDIRI.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menegaskan kembali komitmennya dengan mengumumkan penerimaan Beasiswa Unggulan 2025, sebuah program yang bertujuan menyediakan akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa berpotensi tinggi namun terbatas sumber daya. Di balik statistik dan prosedur administratif, kisah Chofifah Fatimatus Zahro—mahasiswi baru Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Airlangga (Unair)—menegaskan bagaimana kesempatan ini bukan sekadar beasiswa, melainkan panggilan untuk berkontribusi pada perubahan sosial melalui ilmu komunikasi.


“Iya, saya ingin Mama bangga, dan bisa kuliah tanpa memberatkan beliau. Itu yang jadi semangat saya,” ucap Chofifah.



“Saya panik, tapi saya paksa diri untuk tetap fokus. Alhamdulillah, hasilnya justru membawa saya ke tahap wawancara,” ucap Chofifah.


“Saya jawab wawancara apa adanya. Justru kejujuran dan refleksi diri itu yang membuat saya diterima,” ucap Chofifah.


“Tulis secara kronologis dan logis, gunakan bahasa sederhana tapi menarik. Dan yang terpenting, percaya diri, berdoa, dan tetap rendah hati,” ucap Chofifah.


“Saya ingin belajar dan berkarya agar komunikasi bisa jadi alat perubahan sosial, bukan hanya untuk menyampaikan pesan, tapi juga membangun empati, keberanian, dan kebermanfaatan bagi sesama,” ucap Chofifah.


Proses seleksi Beasiswa Unggulan menuntut ketelitian pada setiap tahap—penilaian UKBI, evaluasi esai, dan wawancara—yang menyoroti kemampuan calon penerima untuk menggambarkan perjalanan pribadi mereka secara jujur dan terstruktur. Chofifah memanfaatkan pengalaman di Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK?R), Duta GenRe Bondowoso 2023, dan dunia debat untuk menonjolkan peran aktifnya dalam masyarakat, sekaligus menguatkan argumen bahwa pendidikan tidak hanya tentang nilai akademik melainkan juga tentang kontribusi sosial.


Keberhasilan Chofifah menegaskan bahwa Beasiswa Unggulan dapat menjadi platform bagi mahasiswa yang mungkin tidak memiliki prestasi nasional terbuka namun memiliki tekad kuat dan refleksi diri yang mendalam. Program ini memperlihatkan bahwa pemberdayaan melalui pendidikan bukan semata berprestasi, melainkan juga berani menunjukkan diri secara autentik, sehingga menciptakan peluang setara bagi semua calon mahasiswa.


Dengan memegang prinsip kejujuran, keterbukaan, dan keinginan untuk terus belajar, Chofifah berencana mengembangkan ilmu komunikasinya sebagai alat perubahan sosial. Ia menegaskan bahwa di masa depan, ia ingin memanfaatkan ketrampilan tersebut untuk membangun empati dan kebermanfaatan bagi masyarakat luas, sehingga menegaskan peran penting pendidikan tinggi dalam menciptakan pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga bertanggung jawab sosial.(MG/FRA)



Berita Lainnya