Sepanjang 2025, 3.713 Warga Pekanbaru Terjangkit TBC
Riaumandiri.co - Sepanjang Tahun 2025 ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 3.713 warga menderita Tuberculosis atau TBC.
Ribuan kasus itu terdata di berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Kota Pekanbaru.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Edi Satriawan, mengatakan, pendataan terhadap penderita TBC diperlukan untuk penanganan lebih lanjut.
"Jadi konsepnya, TBC itu tidak ditemukan, bagaimana mau menekan kasusnya. Harus ditemukan dulu, semaksimal mungkin. Ditemukan, periksa, obati. Itu strateginya," ucap Edi, Kamis (11/9).
Menurutnya, temuan ribuan kasus TBC bukanlah hal yang buruk. Dengan temuan itu, pemerintah bisa menekan tingginya kasus dengan cara pengobatan.
"Setelah ditemukan, baru kita periksa, kita obati. Karena kalau kita sifatnya menunggu, itu berbeda konteksnya dengan mencari penemuan penderita. Kalau sudah ditemukan, hasil pemeriksaannya mengarah ke positif, tentu kita lakukan pengobatan," terang Edi.
Sementara itu, Kepala Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Diskes Pekanbaru Rasmanto menambahkan, dari 3.713 kasus yang tercatat, 3.498 di antaranya sudah ditangani.
"Pengobatannya membutuhkan waktu selama 6 bulan, dan obatnya tidak boleh putus, harus berkelanjutan," ujarnya.
TBC sendiri dapat diketahui dari berbagai gejala seperti batuk dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut tak berhenti.
"Jika ditemukan tanda-tanda dengan batuk dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut tidak sembuh, maka silahkan kunjungi puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri ke puskesmas, apakah memang positif kenak tuberculosis atau memang batuk biasa," tutup Rasmanto.