Polisi Lidik Kasus Siswi SD di Padangpariaman Dibakar Teman

Polisi Lidik Kasus Siswi SD di Padangpariaman Dibakar Teman

Riaumandiri.co - Satreskrim Polres Pariaman mulai menyelidiki kasus tewasnya Aldelia Rahma (11), siswi SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padangpariaman. Diketahui, Aldelia mengalami luka bakar 80 persen akibat dibakar ulah kejahilan temannya saat disuruh guru wali kelas untuk membakar sampah di belakang sekolah.

Saat itu, temannya menyiramkan minyak tanah ke Aldelia hingga terbakar. Adelia pun meninggal dunia di  RSUP M Djamil  Padang pada Selasa (21/5). Sementara usai meninggalnya Aldelia, pihak keluarga melapor ke Polres Pariaman, Rabu (22/5) lalu.

Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan dalam insiden korban terbakar ini, pihaknya menilai kuat dugaan adanya unsur kelalaian dari pihak sekolah karena kurangnya pengawasan oleh para guru saat gotong royong berlangsung.


“Berpotensi ada kelalaian pihak sekolah. Kami akan mintai pertanggungjawaban pidana, kami akan selidiki dan gelar perkara. Kami mintai keterangan dari pihak sekolah dan anak yang menyiram nanti,” kata Rinton, Jumat (24/5).

Iptu Rinto mengungkapkan, setelah adanya laporan, pihaknya sudah memintai keterangan dari keluarga korban. Dalam minggu depan, pemanggilan dilakukan terhadap pihak sekolah dan anak pelaku penyiraman.

“Karena baru dilaporkan dua, tiga hari, kasus masih dalam proses penyelidikan. Keluarga sudah kami mintai keterangan, untuk saksi-saksi mungkin dalam minggu depan,” ujarnya.

Iptu Rinto mengaku sangat miris dengan kejadian ini, apalagi adanya unsur pengawasan pihak sekolah yang kurang. Memang anak pelaku yang melakukan penyiraman dikenal jahil.

“Ini pelaku, kan, anak-anak, sedikit nakal, saat membakar sampah, itu ada temannya mengambil botol mineral berisi minyak tanah (versi guru) ke lokal, sebelumnya digunakan juga untuk bakar sampah oleh seorang gurunya. Dibawa ke tempat sampah, direbut oleh anak pelaku ini, disemprotkan ke korban, api menyambar korban,” kata Rinto.

Dikatakan Iptu Rindo, api menyambar kaki sampai baju korban. Korban lari ke kamar mandi, ternyata tertutup. Lari ke ruangan kelas. Diketahui oleh guru olahraga lalu mencoba memadamkan api dengan baju yang dipakai hingga api berhasil padam.

“Kami masih mendalami jenis bahan bakar apa yang disiram oleh anak pelaku. Karena dari pemeriksaan sementara, ada dua versi cerita yang berbeda. Dari pihak sekolah minyak tanah yang sudah lama tersimpan. Versi saksi, macam-macam ada menyebutkan warna kuning dan hijau,” kata Iptu Rinto.

Selain itu, menurut hasil pemeriksaan, lanjut Iptu Rinto, korban disuruh bersih-bersih oleh wali kelas dan guru olahraga karena keesokan harinya akan ada acara kelompok kerja guru (KKG).

“Anaknya disuruh bakar sampah. Besoknya ada acara KKG, jadi wali kelas dengan guru olahraga menyuruh untuk gotong royong, bersih-bersih dan bakar sampah,” kata Rinto.

“Harusnya diawasi, tapi ini kurang. Awal gotong royong diawasi, tapi pas pembakaran, guru olahraga dan wali kelas sedang membersihkan kamar mandi. Kurang pengawasan. Yang suruh bakar kedua guru (wali kelas dan olahraga), inisiatif mereka,” tutupnya.