Ekspor Riau Turun Hingga 6,01 Persen
Riaumandiri.co - Provinsi Riau mencatat indikasi penurunan jumlah ekpor di bulan April 6,01 persen, dengan total keseluruhan ekpor sebesar US$ 1.300,74 juta, Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Riau penurunan ekpor tejadi baik secara (m to m) maupun (y on y) Rabu, (15/5).
"Jumlah ekpor non migas April 2024 turun sebesar 6,51 persen dari US$ 1,219,08 menjadi US$ 1,139,74, sedangkan ekpor migas turun sebesar 2,35 persen," jelas Asep Riyadi Kepala BPS Riau.
Jika dilihat secara (y on y) Ekpor Riau mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dengan total ekpor April 2023 sebesar US$ 1,304,92 juta, sedangkan secara c to c (Januari -April 2024 terhadap Januari -April 2023) Ekpor Riau turun sebesar 10,09 persen dengan Ekpor non migas turun sebesar 13,63 persen namun Ekpor migas naik 31,41 persen.
Sementara itu Ekpor non migas menyumbang 87,62 persen dari total Ekpor April 2024 dengan sektor industri pengelolaan sebesar US$ 1,12 miliar atau turun 6,06 persen diikuti sektor migas sebesar US$ 0,06 miliar atauntirun 2,35 persen, pertanian dan lainnya sebesar US$ 0,02 miliar atau turun 30,03 persen.
Nilai ekspor non migas selama Januari -April terbesar berasal dari ekpor lemak dan minyak hewan nabati sebesar US$ 2,386,53 juta atau 49,74 diikuti kertas dan karton sebesar US$ 659,30 juta atau (13,74), bubur kayu (pulp) US$ 602,89 juta atau 12,56 persen.
"Ekpor terbesar Riau selama Januari -April berasal dari Tiongkok sebesar US$ 794,92 juta, diikuti India sebesar US$ 589,38 juta, Amerika Serikat US$ 293,36 juta dan negara lainnya," kata Asep.
Selanjutnya Nilai impor mencapai US$ 139,14 juta, mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan masing-masing sebesar 22,30 persen dan 37,89 persen.
Impor non migas Riau mencapai US$ 135,65 juta, atau turun 1,26 persen dan penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan, dan tahunan adalah penurunan nilai impor barang baku/penolong.
"Secara (y on y) impor Riau turun 37,89 persen, sedangkan secara (c to c) turun 35,60 persen," katanya.
Menurut sektor impor non migas Riau menyumbang 92,89 persen dengan sektor bahan baku penolong sebesar US$ 123,36 juta, diikuti barang modal sebesar US$ 7,30 juta dan sektor konsumsi sebesar US$ 8,48 juta.
"Penurunan impor Riau juga mencerminkan kesuksesan strategi diversifikasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi lokal, Riau telah mampu memperkuat ekonomi domestiknya dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat," ucapnya.
Pada April 2024, neraca perdagangan barang Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$1,16 miliar. Dan selama tahun 2024, Provinsi Riau mengalami surplus sebesar US$ 4,76 miliar.
Meskipun penurunan impor ini merupakan sebuah pencapaian yang signifikan, tantangan tetap ada di depan. Pemerintah daerah Riau perlu terus mendorong inovasi dan investasi dalam pengembangan sektor-sektor ekonomi lokal agar dapat mempertahankan tren positif ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.