Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Riau Perlu dengan Dimensi Luas

Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Riau Perlu dengan Dimensi Luas

RIAUMANDIRI.CO - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dengan fungsi pengawasan dan anggaran berkomitmen terhadap kemajuan pembangunan daerah. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dapat mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat daerah.

Berkaitan dengan itu, Banggar DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (26/3/2024), pekan lalu. Banggar DPR RI ingin melihat secara langsung sinergi antara pusat dan daerah dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di Provinsi Riau,” kata Wakil Ketua Banggar Muhidin M Said yang memimpin kunker tersebut.

Banggar DPR RI melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan di Provinsi Riau, diantaranya Pj Gubernur Provinsi Riau SF Hariyanto, dan sejumlah bupati/Wali kota dari provinsi tersebut serta perwakilan lembaga terkait, diantaranya Bank Indonesia, Bea Cukai, dan lainnya.

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut Banggar DPR RI mencatat ekonomi Provinsi Riau tumbuh sebesar 4,21 persen pada tahun 2023. Pertumbuhan itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,55 persen.

Sedangkan untuk inflasi, Riau mengalami inflasi tahunan sebesar 2,50 persen. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kinerja konsumsi pemerintah yang meningkat sejalan dengan realisasi belanja APBD dan APBN yang lebih tinggi.

Banggar DPR RI meminta Pemerintah Riau bersama seluruh stakeholder bersungguh-sungguh dalam menjaga stabilitas inflasi agar tetap dalam batas yang wajar dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.  Terkait hal itu, Banggar DPR RI menilai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Provinsi Riau memerlukan langkah-langkah yang mendalam dan berdimensi luas.

Salah satu langkah dalam upaya tersebut yaitu penguatan strategi stabilisasi harga dan peningkatan nilai tambah manufaktur. Hal ini, menurut Politisi Partai Golkar ini, dapat dicapai melalui optimalisasi hilirisasi sumber daya alam, terutama dalam sektor industri pengolahan, baik yang berbasis pertanian maupun pertambangan, seperti kelapa sawit dan Migas.

Masih dalam kesempatan yang sama, Muhidin juga sempat mengatakan pihaknya juga ingin melihat situasi ekonomi di Provinsi Riau selama bulan Ramadan dan jelang Hari Raya Idulfitri. “Kami ingin mengamati secara langsung situasi ekonomi selama Bulan Suci Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idulfitri,” kata Legislator yang juga merupakan Anggota Komisi XI DPR itu.

Selain melakukan evaluasi terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, dalam kunjungan yang berlangsung hangat dan kooperatif tersebut, Banggar DPR RI juga sempat menyinggung keterlibatan dan peran kunci Bank Indonesia dalam menjaga kondisi moneter dan sistem pembayaran di provinsi tersebut.

Bank Indonesia pun menyatakan secara konsisten terus mendorong akses keuangan UMKM, baik dalam tataran kebijakan nasional maupun dalam peningkatan akses keuangan di Provinsi Riau.

Bank Indonesia sendiri hadir sebagai fasilitator dan katalisator dalam mendorong dan memperkuat kapabilitas UMKM dalam mengakses pembiayaan seperti memberikan peningkatan akses informasi, fasilitas business matching perbankan, dan Survei Database Profil UMKM Potensial Dibiayai (BISAID) yang merupakan upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan akses pembiayaan melalui penyediaan informasi database profil UMKM potensial dibiayai.

Lebih lanjut, Muhidin menyatakan pihaknya juga menyoroti implementasi penyerapan dana pembangunan yang bersumber dari APBN, terutama Transfer ke Daerah (TKD) di Provinsi Riau, setelah berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hak Keuangan Pemerintah Daerah (HKPD). Ia menjelaskan, dana TKD memiliki peran penting terhadap upaya pembangunan daerah khususnya di Provinsi tersebut.

“Alokasi Dana Transfer ke Daerah dapat berperan secara optimal dalam meningkatkan kualitas pembangunan dan mengurangi disparitas antar wilayah di Provinsi Riau,” jelasnya.

Terkait implementasi penyerapan dana pembangunan yang bersumber dari APBN, hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau sebelumnya menyatakan mengalami masalah penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK), terutama pada penerbitan juklak dan juknis yang sering mengalami keterlambatan.

Menanggapi hal itu, Pj Gubernur Riau SF Hariyanto berharap hasil diskusi dengan Banggar DPR RI ini dapat menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi oleh Pemda di Provinsi Riau. “Kami berharap hasil diskusi yang mendalam dan konstruktif ini dapat mengatasi sejumlah tantangan, termasuk tren penurunan realisasi dana transfer Riau dari tahun ke tahun,” pungkas Hariyanto. (*)



Tags Ekonomi