Pelaut Minta Jaminan Kemanan di Laut Merah

Pelaut Minta Jaminan Kemanan di Laut Merah

Riaumandiri.co - Serikat pelaut dunia mendesak jaminan keamanan yang lebih baik. Tiga pelaut tewas dalam serangan Houthi ke Kapal True Confidence pada Rabu (6/3/2024) lalu. Kapal tersebut dimiliki True Confidence Shipping SA yang terdaftar di Liberia dan dioperasikan Third January Maritime yang berbasis di Yunani.

Dalam pernyataannya pemilik dan manajer kapal mengatakan 20 awak dan tiga penjaga bersenjata di kapal itu dibawa ke rumah sakit di Djibouti, di Tanduk Afrika oleh kapal perang India. Pemilik dan manajer kapal mengatakan dua warga Filipina dan satu warga Vietnam meninggal dunia. Dua warga Filipina lainnya terluka parah.

Houthi menggunakan berbagai senjata canggih, termasuk rudal balistik dan "drone kamikaze" dalam serangannya ke kapal-kapal komersial di Laut Merah. Kelompok yang berbasis di Yaman itu mengatakan serangan mereka sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang sedang menghadapi operasi militer Israel di Gaza.


Houthi melanjutkan serangan ke kapal-kapal yang menurut mereka memiliki hubungan dengan Israel, Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Meskipun AS dan Inggris sudah membalas dengan menyerang di pangkalan mereka di Yaman untuk melumpuhkan kemampuan kelompok itu untuk menyerang.

Sekretaris Jenderal Federasi Pekerja Transportasi Internasional (ITF), serikat pelaut terkemuka, Stephen Cotton juga perlindungan yang lebih baik. "Tidak ada waktu pengiriman yang sebanding dengan hilangnya nyawa para pelaut," katanya, Kamis (7/3).

"Kami menyerukan kepada industri untuk mengalihkan kapal-kapal di sekitar Tanjung Harapan hingga transit yang aman melalui Laut Merah dapat dijamin," tambah Cotton. Setiap tahun terdapat sekitar 23 ribu kapal melewati Selat Bab al-Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden ke Terusan Suez. Jalur itu menyumbang sekitar 12 persen perdagangan global.

Mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan di Afrika selatan akan menambah waktu perjalanan sekitar 10 hari, sehingga memperlambat rantai pasokan dan menaikkan ongkos pengiriman.

Kapal True Confidence berlayar dari Cina ke Jeddah dan Aqaba dengan muatan produk baja dan truk. Pemilik dan operator kapal mengatakan True Confidence tidak terhubung dengan entitas AS manapun.