BI Riau Kendalikan Inflasi Melalui Penen Raya

BI Riau Kendalikan Inflasi Melalui Penen Raya

Riaumandiri.co - Perwakilan Bank Indonesia respon kenaikan harga beras sebagai dampak dari kondisi cuaca ekstrem El Nino dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H dengan senantiasa menggalakkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), salah satunya berupa peningkatan produktivitas padi.

Di tengah isu kenaikan harga beras sebagai dampak dari kondisi cuaca ekstrem El Nino dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, Bank Indonesia Provinsi Riau bersama TPID Rokan Hilir merespon positif kondisi tersebut dengan senantiasa menggalakkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), salah satunya berupa peningkatan produktivitas padi di Desa Mukti Jaya, Rabu (6/3).

Program ini dimulai Bank Indonesia Provinsi Riau pada November 2023. TPID Rokan Hilir turut merespon positif salah satunya berupa peningkatan produktivitas padi di Desa Mukti Jaya, menariknya implementasi teknologi digital ini, diterapkan pada lahan yang memiliki produktivitas terendah yakni hanya 5,5 ton/ha dalam sekali panen.


Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Panji Achmad mengatakan, produktivitas padi di Desa Mukti Jaya ini merupakan salah satu yang tertinggi di Riau, mencapai 7 ton per hektar dan diyakini dengan luas lahan seluas 450 hektar hasil produksi padi mencapai lebih dari 3.000 ton.

“Panen raya padi kali ini dirangkaikan dengan panen perdana demplot digital farming padi di lahan seluas 0,5 hektar di Gapoktan Mukti Jaya," jelasnya.

Tingginya hasil panen padi tersebut menjadi berita baik di tengah isu kelangkaan dan kenaikan harga beras belakangan ini dan capaian ini tidak terlepas dari berbagai pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID Rokan Hilir.

“Panen raya padi kali ini dirangkaikan dengan panen perdana demplot digital farming padi di lahan seluas 0,5 hektar di Gapoktan Mukti Jaya," ujar Panji.

Upaya peningkatan produktivitas tersebut terlihat pada panen raya padi seluas 450 hektar,Pelaksanaan panen raya padi ini merupakan bentuk sinergi antara Bank Indonesia bersama TPID Kabupaten Rokan Hilir untuk mendukung peningkatan produksi dan ketahanan pangan di Riau. 

Penerapan teknologi digital, berupa digital farming di sisi hulu, dengan memanfaatkan perangkat Rapid Soil Check (RSC) dan Climate Station yang diberikan oleh Bank Indonesia. Penerapan teknologi di demplot Gapoktan Mukti Jaya ini mampu meningkatkan hasil panen sebesar 63% menjadi 9 ton/ha, lebih tinggi dibanding rata-rata hasil panen kelompok selama ini. 

"Penerapan teknologi ini juga berdampak pada efisiensi pupuk sebesar 10%, dengan tinggi tanaman meningkat sebesar 4%. Jadi penghematan biaya, justru diikuti oleh peningkatan hasil panen,” tegasnya. 

Hasil positif dari implementasi program tersebut juga disambut baik oleh jajaran Pemerintah Kabupaten dan TPID Rokan Hilir.

“Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu sentra pertanian penghasil padi terbesar di Riau dan produktivitas para petani di Desa Mukti Jaya tergolong yang tertinggi," katanya.

Penerapan teknologi dengan pemanfaatan Rapid Soil Check dan Climate Station tersebut terbukti membuat penggunaan pupuk makin efisien, tidak boros, dan berdampak positif pada hasil panen. Kesejahteraan petani pun meningkat. 

"Hal ini sangat baik, dan kami berharap program serupa dapat direplikasi pada kelompok tani yang lain, ataupun komoditas pangan lain," ujar Rahmatul Zamri  Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kab. Rokan Hilir.

Kedepannya, sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID se-Riau untuk meningkatkan produktivitas komoditas beras ataupun komoditas pangan lainnya, menjaga ketersediaan pasokan dan pengendalian inflasi pangan akan terus ditingkatkan dengan mengacu pada framework pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif). 

Bank Indonesia Provinsi Riau menghimbau agar setiap TPID tetap menjalankan program-program inovatif dan pemberian bantuan sarana prasarana pertanian untuk peningkatan produksi pangan.

Dengan demikian, ketergantungan Provinsi Riau akan komoditas pangan dari luar daerah dapat berkurang dan inflasi pangan dapat lebih terkendali.