Presiden Jokowi Bahas Rencana Impor Beras Bersama PM Kamboja

Presiden Jokowi Bahas Rencana Impor Beras Bersama PM Kamboja

Riaumandiri.co - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas sejumlah kerja sama kala bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Melbourne, Australia, Selasa (5/3). Dalam pertemuan bilateral yang digelar di Hotel Park Hyatt, Jokowi menggarisbawahi tiga hal utama dalam peningkatan hubungan kedua negara.

Pertama, peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi melalui pengembangan konektivitas dan infrastruktur, baik sektor udara maupun laut.

Terkait investasi, Jokowi menyebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia siap berkontribusi dan menjadi mitra utama dalam sektor perkeretaapian dan infrastruktur.


"Selain itu, kita juga perlu terus mendorong interaksi antarsektor bisnis untuk perkuat perdagangan dan investasi," kata Jokowi dalam keterangan resmi, Selasa (5/3).

Kedua, peningkatan kerja sama dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Jokowi mengapresiasi dukungan pemerintah Kamboja dalam menangani WNI yang menjadi korban.

Jokowi juga menekankan perlunya meningkatkan kerja sama dalam mencegah dan menangani TPPO antar negara asal dan negara tujuan serta implementasi nota kesepahaman (MoU) Pemberantasan Kejahatan Transnasional tahun 2023.

"MoU Pemberantasan Kejahatan Transnasional tahun 2023 perlu segera diimplementasikan, terutama pertukaran informasi intelijen dan peningkatan kapasitas kepolisian kedua negara," ujar Jokowi.

Terakhir, Jokowi membahas kerja sama di bidang ketahanan pangan, termasuk impor beras dari Kamboja.

Jokowi mendorong penyelesaian pembaruan MoU Kerja Sama Perdagangan Beras dan MoU Pembentukan Mekanisme Imbal Dagang untuk menyepakati harga dan jumlah beras impor.

"Implementasi MoU Pertanian juga perlu segera didorong khususnya tindak lanjut peningkatan kapasitas manajemen pertanian, irigasi, serta investasi pengolahan dan penyimpanan beras," tandas Jokowi.

Selain peningkatan kerja sama dalam hubungan bilateral, Jokowi juga menyampaikan pentingnya implementasi kesepakatan ASEAN berupa Lima Poin Konsensus (5PC) dan penyelesaian krisis Myanmar.

"Kita sadari ASEAN masih miliki pekerjaan rumah untuk implementasi kesepakatan ASEAN dan selesaikan krisis Myanmar. Indonesia akan terus dukung keketuaan Laos tahun ini terutama dalam implementasi 5PC," ujar Presiden.

Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi oleh sejumlah menteri antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.