Kaki Terlilit Tali Nilon, Anak Gajah Sumatera di Tesso Tenggara Mati

Kaki Terlilit Tali Nilon, Anak Gajah Sumatera di Tesso Tenggara Mati

Riaumandiri.co - Seekor anak gajah sumatera liar yang berada di habitat kelompok kantong Gajah Tesso Tenggara di Kabupaten Pelalawan mati, anak gajah itu mati setelah mendapat perawatan dan pemantauan oleh tim medis selama tiga hari berturut-turut.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar KSDA Riau Ujang Holisudin menyebut bahwa diduga penyebab matinya anaj gajah tersebut dikarenakan mengalami infeksi serius yang dipicu oleh adanya diduga luka jerat di bagian kaki yang hampir putus.

Upaya penyelamatan dilakukan sejak Senin (13/11) lalu,  pada waktu pertama kali dilaporkan keberadaan anak gajah terpisah dari kelompoknya. Tim pun langsung turun ke lokasi yang di informasikan dan mencari keberadaannya, tim juga melakukan identifikasi setelah berhasil menemukannya.


"Tim melakukan tindakan medis pertama, dilakukan proses pembiusan, teridentifikasi bahwa gajah tersebut jenis kelamin jantan dengan perkiraan umur 2 tahun dan perkiraan bobot 500 Kg. Hasil identifikasi itu juga diketahui terdapat lilitan tali nilon pada kaki kanan depan yang diduga sudah lama terpasang membuat luka sangat dalam hingga menyisakan persendian," kata Ujang, Selasa (28/11).

Pada Rabu (15/11), tim kembali mendatangi anak gajah tersebut untuk melanjutkan proses pengobatan akan tetapi saat itu kondisi anak gajah tersebut mulai agresif dan menghindar ketika didekati oleh tim medis. Dengan kondisi itu, tim tidak bisa berbuat banyak dan hanya melakukan pemantauan dari jarak aman terdekat.

"Kondisi kaki kanannya yang luka tersebut semakin merenggang karena otot dan tendonnya sudah putus yang terlihat seperti akan terlepas. Terhadap lukanya itu, dilakukan pengobatan dengan memberikan obat antibiotik, antiinflamasi, vitamin dan infus setara pemberian antidot," pepar Ujang.

Kemudian, pada Kamis (16/11) tim kembali melakukan perawatan. Tim mendapat keberadaan anak gajah tersebut sedang berendam di anak sungai dan berdekatan dengan kelompok gajah liar. Situasi ini sedikit menyulitkan tim medis untuk mendekat.

Hingga di waktu siang pada hari itu, tim bisa mendekat sebab kawanan gajah liar sudah beranjak menjauh dari lokasi berendamnya anak gajah tersebut. Mahout pun berusaha menaikkan anak gajah tersebut ke daratan.

"Akan tetapi tidak berhasil, anak gajah itu tetap berendam serta mengeluarkan suara yang keras dna langsung merebahkan diri dalam sungai. Dengan situasi itu, tim langsung masuk ke dalam sungai untuk mengecek kondisinya, saat diperiksa ternyata anak gajah itu sudah tidak bernafas," sambung Ujang.

Tim tidak bosa berbuat banyak, proses nekropsi pun dilakukan dengan hasil terdapat cairan pada paru-paru. "Kematian diduga juga disebabkan karena kondisi gajah sudah mengalami infeksi sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun," pungkasnya.