Ekspor Bahan Baku Baterai Dibatasi Cina

Ekspor Bahan Baku Baterai Dibatasi Cina

Riaumandiri.co - China berencana membatasi ekspor produk grafit yang merupakan salah satu komponen penting dalam produksi baterai.

Dalam pengumuman yang disampaikan Jumat (23/10) lalu, eksportir produk grafit akan memerlukan izin untuk melindungi keamanan nasional.

Dilansir Reuters, Kementerian Perdagangan China mengatakan langkah pembatasan ekspor grafit "kondusif untuk memastikan keamanan dan stabilitas rantai pasokan dan rantai industri global, serta kondusif untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional dengan lebih baik".


Pembatasan tersebut juga tidak menargetkan negara tertentu. Pembeli terbesar grafit dari China termasuk Jepang, Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan.

Berdasarkan pembatasan baru ini, China akan mewajibkan eksportir untuk mengajukan izin pengiriman dua jenis grafit mulai 1 Desember, termasuk bahan grafit sintetis dengan kemurnian tinggi, kekerasan tinggi, dan intensitas tinggi, serta grafit serpihan alami dan produk-produknya.

Kemendag China juga mengungkap tiga jenis barang grafit yang "sangat sensitif" telah berada di bawah kendali sementara dan termasuk dalam daftar baru.

Sementara itu, pihaknya mencabut kendali sementara terhadap lima item grafit kurang sensitif yang digunakan dalam industri dasar seperti baja, metalurgi, dan bahan kimia.

Negeri Tirai Bambu adalah produsen dan eksportir grafit terbesar di dunia. Teknologi ini juga memurnikan lebih dari 90 persen grafit dunia menjadi bahan yang digunakan di hampir semua anoda baterai kendaraan listrik, yang merupakan bagian baterai yang bermuatan negatif.

"Langkah berani dan tak terduga yang dilakukan China dalam sektor grafit ini telah mengejutkan kami, terjadi jauh lebih cepat dari perkiraan siapa pun," kata Kepala Komersial Alkemy Capital Investments Kien Huynh seperti dikutip Reuters

Pada saat yang sama, banyak pemerintah asing meningkatkan tekanan terhadap perusahaan China atas praktik industri mereka.

Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengenakan tarif pada kendaraan listrik buatan China, dengan alasan mereka mendapat keuntungan yang tidak adil dari subsidi.

Selain itu, pemerintah AS awal pekan ini memperluas pembatasan akses perusahaan China terhadap semikonduktor, termasuk menghentikan penjualan chip kecerdasan buatan yang lebih canggih yang dibuat oleh Nvidia.

Pembatasan grafit di Tiongkok serupa dengan yang diberlakukan sejak 1 Agustus untuk dua logam pembuat chip, galium dan germanium. Pembatasan tersebut telah memangkas ekspor logam-logam tersebut dan mendorong kenaikan harga di luar negeri.

Tindakan ini mengintensifkan upaya para penambang di luar Tiongkok untuk mewujudkan proyek grafit, sementara upaya untuk mencari alternatif juga akan ditingkatkan.