Penduduk Miskin di Riau Tercatat Turun 0,16 persen

Penduduk Miskin di Riau Tercatat Turun 0,16 persen

Riaumandiri.co - Sebanyak 485,66 ribu jiwa tercatat sebagai penduduk miskin di Provinsi Riau per Maret 2023, jumlah ini berdasar data yang disuguhkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Minggu (1/10).

Angka tersebut turun 7,47 ribu orang terhadap angka kemiskinan pada bulan September 2022, namun secara (y-o-y) naik 0,63 ribu orang terhadap Maret 2022.

Akan tetapi untuk persentase penduduk miskin pada Maret 2023 itu sebesar 6,68 persen, yakni turun 0,16 persen poin terhadap September 2022. Selanjutnya juga turun 0,10 persen poin terhadap Maret 2022.


Lebih lanjut, adapun data jumlah penduduk miskin di kabupaten/kota di Riau tahun 2022, yakni di Kabupaten  Kuantan Singingi sebanyak 26,61 ribu.

Kemudian di Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 27,46 ribu, Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 43,22 ribu, Pelalawan 47,84 ribu, Siak sebanyak 25,71 ribu. 

Berikutnya di Kabupaten Kampar 63,55 ribu, Rokan Hulu 73,81 ribu, Bengkalis 36,03 ribu, Rokan Hilir 49,59 ribu, Kepulauan Meranti 45,25 ribu. 

"Sedangkan data kemiskinan di Kota Pekanbaru sebanyak 35,96 ribu, Kota Dumai 10,00 ribu," kata Kepala Asep Riyadi melalui rilis data indikator makro Provinsi Riau 26 September 2023, dikutip Sabtu (30/9/23). 

Lebih lanjut metodologi untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach).

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan). 

Untuk diketahui, garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kalori per kapita per hari), garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok bukan makanan lainnya. 

Selanjutnya penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.

Metode ini dipakai BPS sejak tahun 1998 supaya hasil penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu (apple to apple).