Budiman Sudjatmiko: Dukung Prabowo, Mengaku PDIP Sejati

Budiman Sudjatmiko: Dukung Prabowo, Mengaku PDIP Sejati

RIAUMANDIRI.CO - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) kendati dengan tegas mengaku kader PDIP sejati.

Namun demikian, sampai saat ini, belum ada sanksi untuk Budiman dari PDIP karena tak mendukung Ganjar Pranowo seperti keputusan partai. Soal sanksi itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto menyampaikan pilihan bagi Budiman adalah mundur atau dipecat.

"Nanti, Pak Komarudin (Ketua DPP Bidang Kehormatan) akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Hasto, Ahad (20/8/2021).

Mulanya PDIP dikabarkan akan mengumumkan sanksi untuk Budiman pada Senin (21/8). Namun, Agenda tersebut ditunda. Informasi pembatalan ini diketahui dari broadcast yang beredar. Tapi tidak dijelaskan kapan pengumuman dilakukan.

"Hari ini belum ada rencana konferensi pers. Jadi mohon maklum," demikian bunyi informasi tersebut, Senin (21/8/2023).

Sementara. Budiman menegaskan tidak akan mengundurkan diri. Baginya, jika mundur, dia tak bisa menyampaikan penjelasan terkait tindakannya mendukung Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Budiman mengatakan, dirinya memiliki argumen atas aksi dukung Prabowo itu. Dia menyinggung kriteria pemimpin yang disampaikan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Karena tentu saja saya punya argumen atas tindakan saya, yaitu saya ini kan selama bertahun-tahun ini sering mendengarkan ceramah-ceramah dan pendapat-pendapat ibu ketua umum tentang spek kepemimpinan. Dan Ibu Mega kan selalu berkata bahwa Indonesia itu butuh pemimpin yang memiliki pandangan-pandangan strategic," ucapnya.

"Ada yang disampaikan Ibu Mega salah satunya saat beliau mendapatkan gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan beberapa tahun yang lalu, tentang tema kepemimpinan strategic, di mana ada tantangan-tantangan yang menurut saya itulah yang seharusnya menjadi arah dari partai untuk bertarung di dalam Pilpres 2024," lanjutnya.

Budiman mengatakan, kualifikasi yang disampaikan Megawati ada di sosok Prabowo. Namun bukan berarti tokoh yang dipilih PDIP, Ganjar Pranowo itu buruk.

"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari 3 tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujarnya.

"Bukan karena Pak Ganjar buruk, bukan karena Pak Ganjar jelek, enggak. Pak Ganjar punya gaya kepemimpinan sendiri. Tapi tampaknya, dalam penalaran saya, itu tidak dipenuhi dalam kualifikasi dan kriteria yang dimiliki oleh calon dari PDI Perjuangan," lanjut Budiman.

Budiman tak membahas soal siap dan tidak siap dipecat. Namun, menurutnya ada tahapan-tahapan secara organisasi sebelum akhirnya turun sanksi pemecatan.

"Begini, soal siap tidak siap mau tidak mau harus siap, tapi kan saya ingin ada tahapan-tahapan secara organisasi administratif ya apalagi saya kalau dipanggil. Saya akan menjelaskan kalau saya bahwa tidak melakukan pelanggaran ideologis dan strategis, justru saya melamarkan apa selama apa yang jadi amanat-amanatnya Ibu Ketum," ucapnya.

Budiman pun bicara soal pindah partai jika benar dipecat oleh PDIP. Dia enggan berspekulasi ke arah sana karena saat ini dia merupakan kader PDIP.

"Saya tidak terpikir, saya tidak terpikir pindah, karena saya masih PDI Perjuangan dan saya masih ada, dan saya masih ada kewajiban," ujarnya.

Budiman mengatakan, dirinya PDIP sejati karena telah bergabung ke partai itu sejak duduk di sekolah dasar. Dia menyebut PDIP adalah tempat dia berjuang bukan hanya sekadar organisasi.

"Tolong sampaikan tolong tulis ya, saya ini saya merasa bahwa saya PDI sejati. Saya sejak kelas 6 SD sudah ikut PDIP sudah merasa ajar-ajar Bung Karno sejak saya SMP secara serius jadi secara ideologis ya PDIP adalah alat perjuangan saya, yaitu bukan sekedar organisasi tempat saya berkarir politik, bukan," ujarnya.

"Tapi organisasi perjuangan ideologis. Jadi kalau saya dipecat ya paling banter ya itu hanya akan menghapus status administratif saya sebagai anggota PDIP. Tapi ideologis saya sama. Pilihan saya secara politik yaitu pertimbangannya ideologis dan strategis ketika membentuk Prabu (relawan Prabowo-Budiman bersatu) kemarin," lanjut Budiman.