Dibutuhkan Tiga Ledakan untuk Jadikan Indonesia Superpower Baru

Dibutuhkan Tiga Ledakan untuk Jadikan Indonesia Superpower Baru

 RIAUMANDIRI.CO - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia akan mendorong istilah superpower baru sebagai kosakata sehari-hari dalam upaya mewujudkan mimpi Indonesia sebagai negara kekuatan kelima dunia.


"Istilah Indonesia Emas, superpower baru, kekuatan kelima dunia, memang harus ada dulu dalam mimpi kita. Harus jadi kosakata, sehingga kalau tidak ada dalam kata-kata, nggak akan terwujud dalam kenyataan," kata Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks bertajuk 'Merdeka Itu Menjadikan Indonesia Superpower Baru Dunia', Kamis (17/8/2023) sore.

Dalam rangka menggelorakan kata 'Superpower Baru' sebagai kosakata sehari-hari, maka Partai Gelora memaknai perayaan HUT ke-78 RI dirayakan dengan cara berbeda.

"Jika ada yang memaknai dengan lomba panjat pinang, makan krupuk dan sebagainya yang lucu-lucu, kita memberikan makna secara berbeda. Kita adakan semacam perbincangan kecil untuk men-setup apa yang kita rancang untuk masa depan Indonesia," katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menegaskan, untuk menuju Indonesia Emas 2045 atau menjadikan Indonesia Superpower Baru dunia, dibutuhkan tiga 'ledakan' untuk mewujudkan hal itu. Yakni ledakan naratif, kapasitas kolektif, serta politik dan kepemimpinan.

Menurut Fahri, ledakan naratif diperlukan, karena kita tengah mengalami krisis naratif. Artinya, belum ada hal yang disepakati untuk mewujudkan masa depan Indonesia.

"Makanya kita ingin memberikan sesuatu yang bertenaga, yaitu Superpower Baru, bukan sekedar istilah Indonesia Emas. Ini yang harus kita bongkar, kita diskusikan dan rekonstruksikan menjadi arsitektur masa depan Indonesia," jelasnya.

Sedangkan ledakan kapasitas kolektif diperlukan untuk menghilangkan hal-hal yang intoleran, yang mengatasnamakan kebebasan dan demokrasi.

"Negara harus mengupgrade ruang publik, fokus membangun ruang civic education misalnya, jangan intoleran terus. Nah, civic education ini harus diisi betul-betul supaya ada kesadaran umum tentang ruang bersama itu," katanya.

Sementara ledakan politik dan pemerintahan diperlukan untuk memberi ruang kepada perencanaan pembangunan jangka panjang. Artinya presiden pengganti harus melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh presiden sebelumnya.

"Menjaga republik sebesar Indonesia ini, tidak gampang, dan alhamdulilah sekarang sudah 78 tahun. Kita ini negara besar, bukan negara kecil. Bagaimana kita memimpinnya, bagaimana kepemimpinannya yang akan datang dalam memimpin, perlu ada keberlanjutan," katanya.

Partai Gelora berharap hal ini dapat melahirkan kesadaran politik semua pihak, tidak hanya partai politik (parpol) untuk memulai satu kontestasi gagasan besar mengenai masa depan Indonesia.

"Kita berharap akan lahir kesadaran politik dari partai politik sendiri untuk memulai satu kontestasi gagasan besar dan mengkonsolidasi gagasan ini, supaya betul-betul bisa menjadi tangga naik bagi Indonesia," pungkasnya.

Diskusi yang dipandu Ketua Bidang Narasi DPN Partai Gelora Dadi Krismantono itu, menghadirkan narasumber  Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019 Prof Bambang Brodjonegoro, dan Pakar Hukum dan Diplomasi Internasional Prof Hikmahanto Juwana. (*)



Tags Nasional