DPR dan Kemenlu Bahas Pencalonan 8 Dubes LBBP Negara Sahabat

DPR dan Kemenlu Bahas Pencalonan 8 Dubes LBBP Negara Sahabat

RIAUMANDIRI.CO - DPR RI dengan Kementerian Luar Negeri melakukan pertemuan konsultasi membahas mengenai pencalonan delapan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) negara sahabat untuk Indonesia, Rabu (12/7/2023).

Pertemuan itu dihadiri Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam) Lodewijk Freidrich Paulus bersama Pimpinan Komisi I DPR RI dan perwakilan fraksi-fraksi.

Negara-negara tersebut yakni Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, Republik Angola, Kerajaan Swedia, Republik Islam Iran, Republik Demokratis Rakyat Laos, Republik Siprus, Republik India dan Republik Argentina. 

"Tadi kita telah membahas 8 Dubes yang akan ditempatkan di Jakarta kebetulan seluruhnya berkantor di Jakarta. Terakhir sebenarnya Angola yang tadinya di Singapura, alhamdulillah sudah mau membuka kantor di Jakarta," jelas Lodewijk.

Dari 8 Dubes ini ada tiga dari Eropa, yaitu Britania dan Irlandia Utara kemudian Siprus. Ketiga negara Eropa ini menjadi perhatian, terkait dengan adanya larangan terhadap produk kelapa sawit yang dihasilka Indonesia oleh negara-negara Uni Eropa.

"Karena sementara ini kan ada isu menarik pertama kita di-banned embargo terkait dengan minyak sawit. Mereka ingin minyak bunga matahari ya. Bunga matahari sebanyak berapapun kan pasti kalah lah dengan sawit yang satu tandan aja bisa jadi berapa liter katakan demikian," tuturnya.

Kemudian, isu berikutnya yakni terkait dengan 'International Monetary Fund' (IMF) yang juga meminta Indonesia untuk mempertimbangkan kembali mengenai kebijakan hilirisasi tambang yaitu terkait pelarangan ekspor hasil tambang mentah tetutama nikel. Kebijakan hilirisasi ini dibuat Indonesia agar dapat meningkatkan nilai tambah komoditas nikel.

"Kita harapkan tiga Dubes ini tolong dipengaruhi sehingga dia bisa ngomong ke pemerintah masing-masing. Kenapa Indonesia mengambil kebijakan tersebut kemudian ada juga Dubes dari Argentina, kemudian dari India. Ya yang memang Angola saya katakan tadi memang nilai perdagangan kita masih kecil di sana tetapi bagaimana kemudian dapat lebih mengembangan perekonomian kedua negara," pungkasnya. (*)



Tags DPR RI