Pemprov Riau Tunggu Jadwal Serah Terima Hibah Lahan untuk RS Vertikal Otak dan Jantung

Pemprov Riau Tunggu Jadwal Serah Terima Hibah Lahan untuk RS Vertikal Otak dan Jantung

RIAUMANDIRI.CO- Pemerintah Provinsi Riau tengah menunggu jadwal penandatanganan serah terima berita acara hibah tanah seluas 10 hektare (Ha), di Jalan Naga Sakti, Kota Pekanbaru. Lahan tersebut rencana digunakan untuk pembangunan rumah sakit vertikal khusus otak dan jantung di Riau oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

"Pembangunan rumah sakit vertikal otak dan jantung itu tinggal menunggu waktu pak Dirjen Yankes saja untuk serah terima lahan," kata Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar. 

Gubri mengatakan, jika pembangunan rumah sakit otak dan jantung tersebut nantinya dibangun oleh Kemenkes. Berdasarkan informasi yang ia terima, pihak Kemenkes juga telah alokasikan anggaran untuk pembangunannya. 


"Itu rumah sakit dibangun oleh Kemenkes, kita dapat informasi itu sudah dianggarkan, jadi tinggal menunggu waktu saja," sebut mantan Bupati Siak dua periode ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, untuk pemandangan serah terima hibah menunggu jadwal Dirjen Yankes. 

"Hibah lahan pembangunan rumah sakit vertikal khusus otak dan jantung tinggal menunggu jadwal pak Dirjen. Karena Insya Allah penyerahannya dilaksanakan di Jakarta. Kemungkinan setelah hari raya Iduladha," kata Zainal.

Meski demikian, Zainal menyatakan, proses lainnya sudah ditindaklanjuti oleh pihak Kemenkes, seperti Detail Engineering Design (DED) dan Manajemen Kontruksi (MK) sudah dilelang. 

"Kalau dua itu (DED dan MK) siap, selanjutnya mereka (Kemenkes) akan melakukan lelang kontruksi pembangunan rumah sakit otak dan jantung. Kalau sudah selesai lelang kontruksi, kemungkinan nanti bulan Desember sudah mulai bekerja," terangnya.

Sebelumnya, Zainal Arifin mengatakan, rumah sakit pusat otak dan jantung ini merupakan rumah sakit yang dibangun oleh pemerintah pusat dibawah naungan Kemenkes.

"Jadi rumah sakit tipe A ini adalah rumah vertikal milik Kementerian Kesehatan yang di tempatkan di Provinsi Riau," tutupnya.

Zainal mengungkapkan, selama ini masyarakat Riau banyak yang berobat ke Jakarta dan keluar negeri, khususnya di Malaka. Terutama pasien yang mengalami sakit strok dan jantung.

Keuntungan lainnya jika rumah sakit ini sudah dioperasikan, masyarakat Riau tidak perlu lagi jauh-jauh keluar negeri atau ke Jakarta untuk berobat. Cukup di Riau saja dan bisa menggunakan BPJS Kesehatan. 

"Jadi keberadaan rumah sakit ini bisa berobat gratis dengan BPJS. Rumah sakit ini bisa menjadi alternatif, tidak lagi harus keluar negeri," tukasnya.