Johnny Plate Tersangka Korupsi BTS, Pengamat: Ini akan Percepat Reshuffle Kabinet

Johnny Plate Tersangka Korupsi BTS, Pengamat: Ini akan Percepat Reshuffle Kabinet

RIAUMANDIRI.CO - Kejaksaan Agung menetapkan Menkominfo Johnny C Plate sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Base Transceiver Station (BTS) dengan kerugian negara Rp8 triliun.

Pengamat komunikasi politik M Jamiluddin Ritonga menduga dengan ditetapkannya Johnny Plate sebagai tersangka akan mempercepat reshuffle kabinet.

"Presiden Jokowi setidaknya mendapat justifikasi untuk mereshuffle Menkominfo dan menteri lainnya dari NasDem," kata Jamil kepada media ini, Rabu (18/5/2023).

Harapannya, reshuffle yang dilakukan bukanlah atas pertimbangan politis semata. Namun dia berpandangan, pengganti Johnny Plate haruslah sosok yang mumpuni di bidang komunikasi dan informatika.

"Pengganti Johnny Plate diharapkan sosok yang berlatar belakang kepakaran komunikasi," kata Jamil.

Hal itu dimaksudkan agar Menkominfo yang baru tak perlu waktu lama untuk memahami tugas dan fungsi kominfo. Dengan begitu, Menteri yang baru dapat langsung melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik.

Selain itu, menurut dia, Menkominfo yang baru diharapkan dapat merumuskan sistem komunikasi Indonesia. Sistem ini sudah tidak ada sejak Indonesia memasuki era reformasi.

"Hal itu sangat urgen mengingat strategisnya sistem komunikasi Indonesia," katanya.

Tanpa adanya sistem komunikasi Indonesia dia khawatir informasi dari pusat ke daerah dan sebaliknya tidak akan berjalan lancar. Padahal setiap keputusan diperlukan informasi yang cepat, lengkap, dan.akurat.

Karena itu, katanya, diperlukan menteri yang memahami filosofis, prinsif, dan implementasi sistem komunikasi. Orang seperti ini idealnya berlatar belakang komunikasi.

"Jadi, Jokowi idealnya memilih pengganti Johnny C Plate sosok yang memahami komunikasi, khususnya sistem komunikasi," katanya.

Sosok menteri seperti ini diharapkan dapat melahirkan sistem komunikasi Indonesia yang sesuai dengan semangat otonomi daerah dan sistem demokrasi yang berlaku sejak reformasi dikumandangkan.

Kalau hal itu terwujud, maka Jokowi melalui menterinya menghasilkan yang monumental. Prestasi seperti ini yang harus dilakukan agar setiap kementerian menghasilkan yang monumental.

Hal seperti ini yang akan dikenang rakyat Indonesia.  Bukan sekedar kerja-kerja rutinitas yang hasilnya dapat dilakukan orang kebanyakan," tutupnya. (*)



Tags Korupsi