Direktur Tottenham Buka Suara Terkait Penyebab Kepergian Conte

Direktur Tottenham Buka Suara Terkait Penyebab Kepergian Conte

RIAUMANDIRI.CO- Pelatih asal Italia Antonio Conte resmi angkat kaki dari Tottenham Hotspur. Direktur The Lilywhites, Fabio Paratici, angkat suara mengungkap penyebab pelatih bermental juara itu hengkang.

Conte resmi meninggalkan Tottenham pada Senin (27/3) lalu. Setelah 16 bulan bekerja, manajer Italia itu mundur dari jabatannya.

Conte pergi usai Tottenham masih kesulitan bersaing. Selain itu, beberapa komentarnya sempat membuat manajemen kesal.


Terlepas dari situasi itu, rupanya ada alasan lain mengapa Conte pergi. Direktur Utama Fabio Paratici menilai, Conte memang menjalani musim yang sulit karena situasi di luar sepakbola itu sendiri.

Di antaranya adalah meninggalnya rekan sejawatnya seperti Gianluca Vialli dan Sinisa Mihajlovic. Selain itu, Antonio Conte juga sempat sakit sampai dioperasi.

"Tentang Antonio, kami tahu betapa sulitnya musim ini baginya secara pribadi. Gian Piero [Ventrone] meninggal, dan [Gianluca] Vialli dan [Sinisa] Mihajlovic, dan kemudian menjalani operasi," kata Paratici dalam video yang diunggah Tottenham di media sosial.

"Klub banyak mendukungnya tentang itu dan semua orang juga tetap mendukung satu sama lain, tetapi kemudian kami mencapai kesepakatan bersama soal ini. Keputusan yang kami buat adalah keputusan yang tepat untuk semua orang," ujarnya.

Selanjutnya, peran Antonio Conte akan digantikan Christian Stellini, yang akan menjadi caretaker Tottenham Hotspur. Paratici menilai, Stellini punya pengalaman untuk menangangi tim utama.

"Jadi Christian [Stellini] mengelola tim saat Antonio sakit musim ini dan hasilnya bagus. Dia memiliki banyak pengalaman sebagai asisten pelatih dan telah menjadi pelatih [tim] utama beberapa tahun yang lalu," katanya.

"Tapi kemudian kami memiliki Ryan Mason yang bisa banyak membantunya karena dia sudah lama di klub ini, dan tahu segalanya tentang klub dan tim. Jadi saya pikir, kami sangat yakin dua orang ini dapat melakukan pekerjaan yang sangat baik."

"Para pemain tidak harus mengubah kebiasaan atau gaya latihan. Untuk mengubah segalanya dengan hanya 10 pertandingan tersisa akan sangat sulit bagi para pemain," ungkapnya.